UKM FT BM Usung isu Permasalahan di UTM dalam Pementasan Teater

UKM FT BM Usung isu Permasalahan di UTM dalam Pementasan Teater

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 28 Maret 2022

WKUTM – Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Teknik Blue Murder (UKM FT BM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengadakan acara pementasan teatrikal dan musikalisasi puisi (28/03). Pementasan ini dimulai pukul 10.50 WIB di halaman Ruang Kuliah Bersama F (RKB-F). Adapun isu yang diusung dalam pementasan ini adalah problematika kehidupan kampus dari sisi mahasiswa.

Lebih jelasnya, Rifki Alif Alfany, selaku Ketua Umum (Ketum) UKM FT BM menerangkan pementasan ini membawakan tiga isu. Pementasan pertama menampilkan permasalahan kuliah hybrid, kedua mengenai pembebanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 25% bagi mahasiswa yang memilih cuti dan ketiga mengenai sistem Pemilihan Raya (Pemira) yang kurang transparan.

”Tema menyangkut Hari Teater Dunia. Isunya antara lain seperti terkait hybrid, sistem cuti yang berubah-ubah dan sistem Pemira yang kurang jelas,” terang mahasiswa asal Sampang tersebut (28/03).

Perihal tujuan diangkatnya ketiga isu tersebut, Rifki mengungkapkan sebagai penyuaraan keresahan yang dialami mahasiswa. Berdasarkan kesaksiannya, bahkan terdapat dua mahasiswa FT yang memutuskan berhenti kuliah dikarenakan adanya penetapan biaya cuti 25% dari UKT. Sedangkan pertimbangan diadakan pada hari Senin dikarenakan merupakan hari aktif perkuliahan. Selain itu UKM FT BM juga mengundang UKM Kesenian lainnya. Salah satunya UKM Fakultas Ilmu Pendidikan (UKM FIP) Sabit.

”Mengambil hari Senin karena sudah diobservasi. Ramai, dekan dan dosen ada, dan pukul 10.00 WIB  waktu yang tepat teman-teman kuliah,” ungkap Rifki di halaman RKB-F.

M. Amin Azhar, selaku Ketum UKM FIP Sabit menuturkan pihaknya mendukung penuh pementasan yang dilakukan UKM FT BM tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya adalah dengan turut serta mempertunjukan penampilan teater.

”Mengikuti acara ini sebagai salah satu bentuk dukungan sesama UKM kesenian,” ungkap mahasiswa asal Gresik tersebut (28/03).

Adapun Lintang Pramesti, sebagai salah satu penonton pementasan menuturkan ketertarikannya dengan pementasan teater dari UKM FT BM meskipun baru pertama kali melihat pertunjukannya. Selain itu, dia mengaku pementasan tersebut menyadarkannya atas berbagai permasalahan di kampus serta di Indonesia.

”Ternyata demokrasi di Indonesia itu begitu miris, orang yang mempunyai tahta dan uang akan bungkam terhadap rakyat kecil yang sedang kelaparan” ungkap mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri angkatan 2020 tersebut (28/03).

Tanggapan lain datang dari Reza Aulia, mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi. Dirinya mengaku baru pertama kali menonton pertunjukan semacam ini di kampus, lantaran mengikuti perkuliahan secara Dalam Jaringan (Daring) selama satu tahun terakhir.

”Tahun kemarin tidak ada acara seperti ini, karena baru pertama ke kampus,” pungkas mahasiswa asal Bangkalan tersebut (28/03).

Terkait harapan, Rifki menyampaikan supaya mahasiswa dapat lebih peka terhadap permasalahan di dalam kampus dan tidak sekadar mengikuti perkuliahan saja.

”Harapan agar sistem lebih jelas dan berharap kepekaan mahasiswa karena hanya kuliah dan pulang saja,” harapnya. (RYZ/FRD)