Kebijakan Pelaksanaan Wisuda UTM Masih Belum Jelas

Kebijakan Pelaksanaan Wisuda UTM Masih Belum Jelas

LPM Spirit - Mahasiswa
Selasa, 30 Juni 2020

WKUTM – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melakukan audiensi terbuka mengenai kebijakan pelaksanaan wisuda secara daring. Audiensi yang dilakukan pada Senin lalu digelar secara virtual via aplikasi Google Meet dan dipimpin oleh Wakil Rektor I bidang akademik, Deni Setya Bagus Yuherawan serta diikuti sekitar 40 mahasiswa calon wisudawan (29/06).

Menurut keterangan Deni, Maret lalu keputusan rektor mengenai wisuda tahun ini sepakat dilaksanakan secara luring. Akan tetapi, akibat pandemi maka dilakukan perubahan sebab harus mengikuti kebijakan Ditjen Dermawa. Deni juga menambahkan bahwa seluruh kegiatan di UTM 99,9% berpaku pada kebijakan Ditjen Dermawa, begitu juga dengan wisuda.

“Lebih baik wisuda tahun ini dilakukan secara daring” ujar Deni.

Supriyanto selaku Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem Informasi menyatakan bahwa kampus juga berharap wisuda diadakan secara luring. Namun, keputusannya ada pada rektor.

Mengetahui hal tersebut, Daniel Eko Prasetyo merasa khawatir apabila prosesi wisuda daring terhalang koneksi yang buruk, khususnya bagi mahasiswa yang tinggal di kawasan susah sinyal.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi ini juga menanggapi apabila dilakukan secara daring seharusnya, UTM memberikan kesiapan matang bagi wisudawan dan pihak kampus sendiri, seperti layanan koneksi internet yang kuat. Tetapi, Daniel masih mengharapkan jika wisuda kali ini tetap dilakukan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan.

Mengetahui keputusan wisuda tahun ini, Hendra Yosuki mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum, sangat menyayangkan hal tersebut karena wisuda adalah moment yang sakral dan paling ditunggu – tunggu.
Tidak hanya Hendra, beberapa calon wisudawan juga sangat berharap wisuda tetap dilakukan secara luring dengan memperhatikan protokol kesehatan. Serta, untuk UTM diminta segera mengambil keputusan terkait wisuda dan penjelasan transparansi anggaran wisuda. Sehingga mahasiswa juga dapat mempersiapkan dan mengetahui.

Yesika Pratiwi, dirinya mengharapkan wisuda secara luring. Jika wisuda universitas tidak memungkinkan, maka cukup dengan Yudisium di Fakultas masing-masing saja.

“Wisuda harus dilakukan secara luring, meskipun menunggu tahun depan,” usul mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut. (Ir/Wid)