Presentasi UKM. Foto : Tari |
WKUTM – Rangkaian Pengenalan
Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo Madura (PKKMB UTM) pada hari ketiga (04/08)
diisi dengan agenda pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kepada mahasiswa
baru. Acara yang digelar di gedung pertemuan tersebut menemui beberapa kendala dan
keluhan dari berbagai pihak dalam pelaksanaannya.
Seperti yang
diungkapkan oleh ketua umum UKM Taruna Jaya, Fadhilatul Mukaromah, dirinya mengungkapkan jika waktu kotor dua puluh menit
yang diberikan oleh pihak panitia dirasa tidak cukup untuk mempresentasikan
UKMnya.
”Di UKM Taruna Jaya
terdapat enam divisi, meliputi futsal, basket, badminton, voly, tenis meja, dan
bela diri. Adanya pemberian waktu yang sangat minim mengakibatkan kami tidak
bisa maksimal dalam memperkenalkan setiap divisi, jadwal latihan rutin, prestasi,
dan event apa saja yang kita ikuti” ungkap mahasiswi Ilmu Komunikasi tersebut.
Keluhan lain juga turut
diungkapkan oleh Ketua UKM Paduan Suara
Golden, Ayu Putri Bakti. Pihaknya mengeluhkan adanya jadwal yang tidak sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. ”Waktu presentasi UKM saya
dimajukan secara mendadak oleh pihak panitia dari jadwal yang sudah ditentukan,
sehingga membuat kami hampir terlambat dalam pemanggilan tadi. Hal tersebut membuat
kita tergesa-gesa dalam mempersiapkan peralatan mic” keluh mahasiswi dari prodi Sastra Inggris tersebut.
Kendala lain, yakni
pihak UKM merasa kesulitan untuk meminjam peralatan dari panitia. Hal itu diakui
oleh Muhammad Nur Rohman Ghoni, ketua umum UKM B-Sing. Ia mengaku tidak dipinjami
peralatan oleh panitia dan pihak panitia berdalih peralataan tersebut takut
rusak.
”Kendala yang kita
alami adalah inti dari sebuah penyelengaraan konser musik yaitu mixer dan sound system. saat kami ingin meminjam kepada panitia mereka
menolaknya karena takut peralatannya rusak, Jadi kemarin kita harus
mengeluarkan dana untuk menyewa semua
peralatan tersebut,” keluhnya.
Menanggapi terkait
pemberian waktu tersebut, Djaelani Muhtady, selaku presiden mahasiswa pihaknya
menilai bahwa waktu yang diberikan 20 menit kepada tiap UKM terbilang relatif.
”Waktu 20 menit sudah efektif jika UKM tidak membutuhkan banyak waktu memperkenalkan
diri, namun sebaliknya jika UKM yang membutuhkan banyak waktu untuk memperkenalkan
diri maka 20 menit menjadi tidak efektif.
Jika durasi waktu perkenalan 20 menit itu kita tambah, maka bisa
melampaui batas selesai acara jam 5,”
jelasnya.
Selain perihal
pelaksanaan pengenalan UKM, keluhan lain juga terkait dengan tugas mahasiswa
baru untuk meresume UKM sebagai sarana pengenalan dinilai tidak efektif.
Mochammad Wahib Husni Thamrin, selaku komandan Resimen Mahasiswa, menuturkan
jika penugasan membuat resume tahun ini beda dengan tahun sebelumnya. Tahun
sebelumnya resume harus dilengkapi dengan stempel dari setiap UKM sebagai bukti
bahwa ia telah mendatangi stan. Sedangkan di tahun ini, mahasiswa baru lebih
banyak lalu-lalang di depan stan. Hanya beberapa orang saja yang bertanya-tanya
untuk memenuhi tugas resume.
”Ketika kami bertanya
kepada salah satu maba mengapa tidak bertanya perihal seluk beluk UKM, maba
tersebut mengaku jika sudah ada temannya yang mewakilkan, beda dengan tahun
sebelumnya yang setiap resume harus dengan stampel setiap UKM,” tuturnya.
(Sur/Wuk)