Pengenalan UKM Tuai Keluhan Berbagai Pihak

Pengenalan UKM Tuai Keluhan Berbagai Pihak

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 05 Agustus 2019
Presentasi UKM. Foto : Tari


WKUTM – Rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo Madura (PKKMB UTM)  pada hari ketiga (04/08) diisi dengan agenda pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kepada mahasiswa baru. Acara yang digelar di gedung pertemuan tersebut menemui beberapa kendala dan keluhan dari berbagai pihak dalam pelaksanaannya.

Seperti yang diungkapkan oleh ketua umum UKM Taruna Jaya, Fadhilatul Mukaromah, dirinya  mengungkapkan jika waktu kotor dua puluh menit yang diberikan oleh pihak panitia dirasa tidak cukup untuk mempresentasikan UKMnya.

”Di UKM Taruna Jaya terdapat enam divisi, meliputi futsal, basket, badminton, voly, tenis meja, dan bela diri. Adanya pemberian waktu yang sangat minim mengakibatkan kami tidak bisa maksimal dalam memperkenalkan setiap divisi, jadwal latihan rutin, prestasi, dan event apa saja yang kita ikuti” ungkap mahasiswi Ilmu Komunikasi tersebut.

Keluhan lain juga turut diungkapkan oleh Ketua  UKM Paduan Suara Golden, Ayu Putri Bakti. Pihaknya mengeluhkan adanya jadwal yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya. ”Waktu presentasi UKM saya dimajukan secara mendadak oleh pihak panitia dari jadwal yang sudah ditentukan, sehingga membuat kami hampir terlambat  dalam pemanggilan tadi. Hal tersebut membuat kita tergesa-gesa dalam mempersiapkan peralatan mic” keluh mahasiswi dari prodi Sastra Inggris tersebut.

Kendala lain, yakni pihak UKM merasa kesulitan untuk meminjam peralatan dari panitia. Hal itu diakui oleh Muhammad Nur Rohman Ghoni, ketua umum UKM B-Sing. Ia mengaku tidak dipinjami peralatan oleh panitia dan pihak panitia berdalih peralataan tersebut takut rusak.

”Kendala yang kita alami adalah inti dari sebuah penyelengaraan konser musik yaitu mixer dan sound system. saat kami ingin meminjam kepada panitia mereka menolaknya karena takut peralatannya rusak, Jadi kemarin kita harus mengeluarkan dana untuk  menyewa semua peralatan tersebut,” keluhnya.

Menanggapi terkait pemberian waktu tersebut, Djaelani Muhtady, selaku presiden mahasiswa pihaknya menilai bahwa waktu yang diberikan 20 menit kepada tiap UKM terbilang relatif. ”Waktu 20 menit sudah efektif jika UKM tidak membutuhkan banyak waktu memperkenalkan diri, namun sebaliknya jika UKM yang membutuhkan banyak waktu untuk memperkenalkan diri maka 20 menit menjadi tidak efektif.  Jika durasi waktu perkenalan 20 menit itu kita tambah, maka bisa melampaui batas selesai  acara jam 5,” jelasnya.

Selain perihal pelaksanaan pengenalan UKM, keluhan lain juga terkait dengan tugas mahasiswa baru untuk meresume UKM sebagai sarana pengenalan dinilai tidak efektif. Mochammad Wahib Husni Thamrin, selaku komandan Resimen Mahasiswa, menuturkan jika penugasan membuat resume tahun ini beda dengan tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya resume harus dilengkapi dengan stempel dari setiap UKM sebagai bukti bahwa ia telah mendatangi stan. Sedangkan di tahun ini, mahasiswa baru lebih banyak lalu-lalang di depan stan. Hanya beberapa orang saja yang bertanya-tanya untuk memenuhi tugas resume.

”Ketika kami bertanya kepada salah satu maba mengapa tidak bertanya perihal seluk beluk UKM, maba tersebut mengaku jika sudah ada temannya yang mewakilkan, beda dengan tahun sebelumnya yang setiap resume harus dengan stampel setiap UKM,” tuturnya. (Sur/Wuk)