Cara Mahasiswa Kristen UTM Merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus

Cara Mahasiswa Kristen UTM Merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus

LPM Spirit - Mahasiswa
Sabtu, 11 Mei 2024

WKUTM - Hari Kenaikan Yesus Kristus menjadi salah satu momen terpenting bagi umat kristiani. Momen ini merupakan perayaan atas kenaikan Yesus Kristus ke surga setelah kebangkitannya dari kematian. Momen perayaan ini dipenuhi dengan pembacaan doa, ibadah, dan refleksi atas segala sesuatu yang telah terjadi semasa hidup.

Perayaan kenaikan Yesus Kristus juga turut menjadi momen yang tak bisa dilewatkan begitu saja bagi para mahasiswa Kristen, termasuk yang merantau untuk berkuliah di Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Tak hanya menjadi momen keagamaan, tetapi juga turut sebagai pengingat akan nilai-nilai kehidupan, di antaranya cinta dan kasih, perdamaian, serta solidaritas. Bagi mahasiswa Kristen, perayaan ini juga dapat memperkuat ikatan dan menjalin hubungan pertemanan baru antar sesama.

Salah satu mahasiswa yang turut mengikuti perayaan kenaikan Yesus Kristus, yakni Ricky Syahputra Jaya Wardhana, menjelaskan bahwa kenaikan Yesus Kristus merupakan momentum untuk memperingati 40 hari Yesus Kristus telah bangkit dan naik ke surga yang dalam prosesnya umat kristiani melakukan peringatan dalam bentuk ibadah di gereja seperti ibadah yang biasanya mereka lakukan pada hari Minggu. Kenaikan Yesus Kristus ini juga menjadi suatu momen yang berharga, di mana umat Kristen bisa memulai hidup baru dengan meninggalkan dosa lama mereka. Dengan begitu, mereka bisa memulai hidup yang lebih baik lagi.

Mahasiswa yang akrab dipanggil Ricky tersebut juga menjelaskan jika saat hari perayaan kenaikan Yesus Kristus ini, beberapa mahasiswa ada yang merasa senang dan ada juga yang sedih. Hal ini dikarenakan mayoritas mahasiswa Kristen di UTM sendiri memang berasal dari luar Pulau Madura sehingga kebanyakan dari mereka tidak bisa merayakannya bersama keluarga.

”Untuk suasananya, mungkin ada senang dan sedihnya. Karena banyak dari kami yang merupakan anak rantau dan tentu tidak bisa merayakan bersama keluarga. Namun, kami tidak berlarut-larut dalam kesedihan, karena masih ada teman-teman Kristen yang mau menemani ibadah bersama di gereja,” jelasnya saat dihubungi via WhatsApp (9/5).

Selain Ricky, Dewi Ratnasari Tamba, juga membagikan perasaannya, tahun ini menjadi tahun ketiganya dalam merayakan hari kenaikan Yesus Kristus sebagai mahasiswa di perantauan. Mahasiswa yang dikenal dengan panggilan Dewi tersebut juga bercerita bahwa di tahun pertama sebagai mahasiswa rantau, ia merasa sedih karena harus merayakan jauh dari keluarga dan pada saat itu belum memiliki teman dekat untuk merayakan hari kenaikan ini secara bersama-sama.

”Ada sedihnya itu di tahun pertama. Di yang kedua sudah mulai menerima dan sekarang ini sudah biasa aja. Vibes-nya sukacita dan seneng aja, keluarga kan di sana juga merayakan, berarti di sini aku juga harus merayakan,” tuturnya (6/5).

Dirinya juga mengaku senang karena perayaan kenaikan Yesus Kristus yang ketiga ini bisa dilakukan bersama dengan teman-teman yang lainnya. Tak hanya ibadah, di gereja tempat ia merayakan kenaikan Yesus Kristus ini juga terdapat acara perayaan, seperti persembahan lagu ataupun persembahan kasih dari jemaat-jemaat gereja setempat. Hal ini membuatnya merasa enjoy dan tidak terlalu berlarut dalam kesedihan.

”Terus juga kalau di sini kan bisa have fun karena ada teman-teman juga. Di awal-awal memang sedih karena belum dekat sama yang lain, jadi ngerasa sendiri dan sedih bawaannya,” jelas mahasiswa angkatan 2021 tersebut.

Berkenaan dengan adanya perayaan kenaikan Yesus Kristus ini, Ricky berharap agar mahasiswa UTM, utamanya yang beragama Kristen, baik Katolik maupun Protestan, hendaknya dapat selalu merayakan hari kenaikan Yesus Kristus dengan penuh sukacita, tidak pernah berhenti beribadah untuk memuji dan memuliakan nama tuhan-Nya, serta dapat mencerminkan bagaimana perangai tuhan-Nya semasa hidup di dunia.

”Hendaklah kita selalu merayakan hari besar ini dengan sukacita. Dan hendaklah kita selalu beribadah untuk memuji dan memuliakan nama tuhan, serta mencerminkan bagaimana tuhan Yesus hidup di dunia, yaitu berbuat baik terhadap sesama, melayani orang, mengasihi sesama dan semua orang yang ada di sekitar kita,” ungkap mahasiswa yang merupakan ketua umum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unit Kegiatan Kerohanian Kristen (UK3) UTM tersebut.

Senada dengan Ricky, Dewi juga berharap agar mahasiswa Kristen UTM dapat memaknai kenaikan Yesus Kristus ini dengan penuh sukacita, memuji dan memuliakan nama tuhan layaknya ucapan syukur atas kenaikan tuhan, untuk penggenapan janji tuhan. Meski keadaan yang jauh dari keluarga, hal ini tidak menjadi hambatan bagi umat kristiani untuk bisa menjadi berkat di manapun dan dalam

”Walaupun memang keadaannya kita jauh dari orang tua, kita tetap bisa menjadi berkat. Di manapun posisi kita, hal ini bukan menjadi penghambat, melainkan memotivasi kita untuk bisa menjadi berkat di manapun kita berada,” pungkasnya.

Hari kenaikan Yesus Kristus menjadi momen penting bagi umat Kristen, termasuk mahasiswa Kristen di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), yang menjadi pengingat akan nilai-nilai kehidupan seperti cinta, kasih, perdamaian, dan solidaritas. Meskipun terdapat beberapa mahasiswa yang merasa sedih karena jauh dari rumah dan keluarga, hal ini tidak penghalang bagi mereka untuk terus memaknai dan memperingati kenaikan Tuhannya. Kehadiran teman-teman Kristen lainnya serta adanya persembahan di gereja memberikan kesempatan bagi mereka untuk merayakan dengan penuh sukacita. Kenaikan Yesus Kristus tak hanya menjadi momen berharga bagi umat kristiani, namun juga menjadi hari umat beragama lainnya bisa saling menghargai dan memberikan toleransinya.

Stevani Agustin
Mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum