Camaba UTM Khawatirkan Koneksi Internet Saat PKKMB Daring

Camaba UTM Khawatirkan Koneksi Internet Saat PKKMB Daring

LPM Spirit - Mahasiswa
Rabu, 12 Mei 2021

Gedung Cakra UTM. Foto: Yol


WKUTM – Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Trunojoyo Madura  (PKKMB UTM)  akan dilaksanakan pada tanggal 2 - 4 Agustus 2021 mendatang secara dalam jaringan (daring). Hal tersebut sesuai dengan Surat Peraturan Rektor UTM, Nomor 8/UN46/HK.01/2021. Terkait hal ini, beberapa Calon Mahasiswa Baru (Camaba) mengaku mengkhawatirkan koneksi internet mereka saat pelaksanaan PKKMB secara daring.

Fakhrul Ramadhan, selaku camaba Program Studi Sastra Inggris, turut angkat bicara perihal kegiatan PKKMB tahun ini yang rencananya akan digelar secara daring. Dirinnya khawatir dalam prosesnya nanti, PKKMB akan berjalan secara kurang maksimal, apalagi bagi camaba yang berada di daerah pelosok dan susah mendapatkan sinyal. 

"Sebenarnya, kalau PKKMB dilakukan secara daring, saya kurang setuju. Karena tak menutup kemungkinan, akan ada banyak camaba yang berasal dari daerah pelosok, yang mana sinyal menjadi kendala utamanya. Saya juga berpikir, bahwa jika proses PKKMB dilakukan secara daring, maka target yang ingin dicapai tidak akan maksimal," ungkapnya. 

Senada dengan Fakhrul, Rimanda Kharisma Wati, selaku camaba Program Studi Psikologi, juga mengungkapkan jika kegiatan PKKMB ini digelar secara daring, dia khawatir jika sewaktu-waktu di daerahnya terjadi pemadaman listrik, yang mana hal tersebut akan mengganggu proses berlangsungnya PKKMB.

"Saya khawatir, jika kegiatan PKKMB tahun ini digelar secara daring akan berjalan kurang maksimal, terlebih bagi saya yang menggunakan koneksi jaringan Wireless Fidelity (Wi-Fi), yang mana jika terjadi pemadaman listrik, secara otomatis koneksi akan terputus, hal itu tentu akan sangat mengganggu proses berlangsungnya PKKMB," ujar mahasiswa asal Sidoarjo tersebut.

Supriyanto, selaku kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI), mengungkapkan keputusan PKKMB 2021 digelar secara daring, karena pertimbangan  kondisi pandemi yang belum mereda. Sehingga dikhawatirkan jika PKKMB digelar secara luar jaringan (luring) maka akan menimbulkan klaster baru penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)  di lingkungan UTM. 

"Kemungkinan akan ada 4300 mahasiswa baru di UTM. Mereka berasal dari berbagai daerah. Kita juga tidak tahu apakah daerah mereka berada di zona hijau atau merah. Alhasil, jika kegiatan PKKMB dilakukan secara luring. Besar kemungkinan akan timbul klaster penyebaran Covid-19 baru di lingkungan UTM," ungkapnya.

Terkait kegiatan PKKMB tersebut, Supriyanto menjelaskan bahwa akan ada sedikit perubahan dari segi kepanitiaan dan Leason Officer (LO). Untuk susunan kepanitiaan, akan terjadi pengurangan jumlah kuota, sedangkan untuk LO, mekanisme pendampingan terhadap camaba akan dilangsungkan secara daring dari rumah.

"Dari hasil evaluasi kegiatan PKKMB tahun lalu, maka diputuskan bahwa akan ada pengurangan jumlah panitia penyelenggara, juga tugas Leason Officer (LO). Jika pada tahun 2020 kemarin, LO secara serentak berkumpul di UTM, maka tahun ini tidak diperlukan lagi. LO dapat menjalankan tugasnya dari rumah masing-masing secara daring. Hal tersebut dimaksudkan agar ketika terjadi suatu kendala, maka LO dengan cepat akan dapat mengetahui apa penyebabnya dan ditangani secara cepat dan tepat," jelas pria asal Nganjuk tersebut.

Selain itu, LO tidak harus dari organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), karena yang terpenting adalah mereka paham dalam bidang Informasi dan Teknologi (IT), sehingga akan mudah dalam pelaksanaan tugasnya nanti. Pihaknya berharap agar kegiatan PKKMB tahun ini dapat berlangsung lancar, para LO dapat lebih kreatif dan proaktif dalam menanggapi keluhan camaba yang mengalami kendala.

Achmad Faiq, selaku Presiden Mahasiswa (Presma) UTM, mengungkapkan bahwa pihak BEM telah mendapatkan instruksi dari Wakil Rektor III untuk segera menyiapkan konsep PKKMB secara daring. Menurutnya saat ini perumusan konsep telah mencapai 80%.

"Kami telah mendapat instruksi dari Wakil Rektor III, untuk segera mempersiapkan konsep PKKMB secara daring, dan sampai saat ini perumusan telah mencapai 80%," ujar mahasiswa Program Studi Sosiologi tersebut.

Faiq tetap berharap bahwa kegiatan PKKMB tahun ini tetap bisa digelar secara luring, karena menurutnya PKKMB secara daring dirasa kurang maksimal. Terkait proses rekrutmen panitia, Faiq mengungkapkan bahwa pihaknya belum dapat memastikan bagaimana teknis pelaksanaannya, mengingat kuota panitia yang disediakan oleh pihak rektorat saat ini dirasa kurang dan akan memberatkan kerja dari pihak panitia ke depannya. 

"Dengan kuota panitia sebesar 80 orang, saya belum dapat memastikan bagaimana teknis perekrutannya. Kami masih berusaha untuk menemukan titik tengah dengan pihak rektorat perihal jumlah panitia ini, namun jika memang rektorat bersikeras hanya akan menyediakan kuota sebesar 80 orang, kemungkinan panitia akan diambilkan dari jajaran BEM sendiri," ungkapnya saat dihubungi via Whatsapp. 

Meskipun demikian, Agung Ali Fahmi, selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, belum dapat memberikan keterangan terkait hal tersebut. Begitu juga Akhmad Farid, Ketua Panitia Pelaksana PKKMB UTM tahun 2021 tersebut, menolak untuk memberikan keterangan, ini dikarenakan belum ada Surat Keputusan (SK) terkait panitia yang turun dari rektorat. (Yol/Pam)