Saat ini permasalahan keamanan marak terjadi, seperti berbagai
kasus kehilangan di lingkungan UTM yang mengarah pada sebuah persolan
sejauh mana keamanan segenap civitas akademika UTM terjamin. Oleh
karena itu, perlu ditinjau kembali kinerja tenaga keamanan dan fasilitas
yang menjadi sarana terwujudnya sistem keamanan yang baik.
Selain lumrahnya fenomena kasus kehilangan Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK), helm, dan lainnya, kejadian yang lebih meresahkan
adalah masih marak pembegalan yang terjadi di wilayah sekitar kampus
dan korbannya adalah mahasiswa. Keadaan tersebut diperkeruh lagi
dengan penerapan jam malam yang dinilai membatasi gerak mahasiwa di
dalam kampus, sehingga aktivitas mahasiswa yang seharusnya dilakukan di
dalam kampus justru berpindah di luar kampus, baik di bidang akademik
maupun organisasi.
Keberagaman fenomena maling tersebut menimbulkan
pertanyaan sejauh mana keamanan UTM berjalan dalam menunaikan
tanggung jawabnya untuk menjaga stabilitas kampus. Ketika
permasalahan yang ada belum terselesaikan dengan baik, pimpinan justru
membuat kebijakan yang mendorong mahasiswa melakukan aktivitas di
luar jangkauan keamanan internal, yang dipandang sebagai sebuah solusi
sebab UTM tidak mau ambil pusing dan tidak terkesan angkat tangan.
Berangkat dari perihal tersebut Majalah Lembaga Pers Mahasiswa
Spirit Mahasiswa edisi Juni 2018 mengangkat tema “Keamanan Kampus”
guna menilik kembali bagaimana sistem keamanan kampus berjalan.
Terbitnya majalah ini mengharapkan segala lini akademik UTM lebih melek
terhadap kondisi keamanan dan bersama-sama saling mewujudkan sistem
keamanan kampus yang baik dan bermanfaat bagi civitas.