Ketidakdisiplinan Dosen UTM Dilaporkan Saat Audiensi

Ketidakdisiplinan Dosen UTM Dilaporkan Saat Audiensi

LPM Spirit - Mahasiswa
Rabu, 04 November 2015
Audiensi Pimpinan Rektorium dengan perwakilan UKM, Badan Kelengkapan Mahasiswa Universitas dan Fakultas di Gedung Graha Utama Lantai 5 

WKUTM- Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura ( DPM UTM) mengungkapkan jika saat ini banyak mahasiswa merasa kurang nyaman dengan sistem perkuliahan. Hal ini dikarenakan tidak sesuainya proses perkuliahan dengan kontrak kuliah yang ditentukan saat awal masuk. Hal tersebut disampaikan Hobairi saat acara Audiensi kepemimpinan Rektor Muh. Syarif pada Rabu (4/11) sore di Gedung Graha Utama lantai lima UTM.

 Fiki Ketua DPM Fakultas pertanian juga memberikan laporan serupa kepada pimpinan rektorium. Dia mengatakan jika di Fakultas pertanian beberapa dosen melakukan praktek absensi ganda apabila di salah satu pertemuan oknum dosen tersebut tidak masuk. Tetapi sebagai kompensasi, saat perkuliahan pemberian materi didobel dua pertemuan sekaligus.

Menanggapi laporan dari peserta audiensi Pembantu Rektor II (PR II) mempersilahkan kepada semua pihak termasuk mahasiswa untuk membuat laporan secara tertulis jika benar ada pelanggaran dilakukan oleh dosen. Sebab selama ini belum ada laporan bersifat tertulis yang bisa dipertanggungjawabkan soal kedisiplinan dosen di UTM. ”Apabila ada hal-hal yang menurut Hobairi dan Teman-teman ada yang kurang menyenangkan maka tanpa ber-apoligize , saya sebagai pimpinan di bidang akademik mohon maaf dan Insya Allah akan kita benahi selama datanya akurat,”ujar Deni Setya Bagus Yuherawan.

Adanya perilaku tidak disiplin dosen di UTM sangat bertentangan dengan semangat visi yang dibawa Muh. Syarif selaku Rektor UTM. Dimana pada saat audiensi Syarif kembali menyampaikan apabila salah satu visi orang nomer satu di UTM itu adalah menekankan keunggulan dibidang akademik.

”Visi UTM diperiode kami ini adalah unggul dibidang pendidikan dan riset. Dibidang pendidikan ini terutama terkait semua proses dibidang pembelajaran baik secara kualitas maupun sarana penunjangnya,” Tuturnya.

Sementara Abdul Aziz Jakfar selaku Pembantu Rektor II (PR II) mengaku tidak memiliki banyak keterkaitan langsung dalam masalah kemahasiswaan seperti ini. Sebab posisi dirinya sebatas penyedia logistik bagi kepentingan PR I dan PR III. Namun, dirinya mengajukan gagasan perubahan paradigma kepada seluruh civitas akademika UTM. Perubahan yang diinginkan mencangkup pembaharuan pola pikir akademik yang tidak lagi berkutat pada tridharma saja.

Bambang Bahrus salah satu peserta audiensi perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tiga Serangkai merasa puas dengan pemaparan pimpinan meski tidak mengikuti dari awal. Dia berharap apa yang dijanjikan saat audiensi tidak berakhir sebagai wacana semata. ”ya semoga saja semua itu benar dan bisa direalisasikan,” ujarnya.(Isk/Aji)