WKUTM – Senin malam (27/5), Sekretariat Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Unit Kegiatan Kerohanian Kristen (UK3) dimasuki orang tak
dikenal. Peristiwa itu terjadi saat seluruh anggota UK3 mengadakan persekutuan
doa di Gedung Auditorium Lantai 2.
Kejadian tersebut, sebagaimana yang diceritakan Ketua Umum
UK3, Devilia Sitorus, diketahui saat salah seorang anggota yang hendak menaruh
barang, malah mendapati orang asing di dalam sekretariat. Padahal menurutnya,
pintu sekretariat dalam keadaan terkunci dan lampu dipadamkan seluruhnya. ”Pas
anggota saya masuk, orang itu langsung keluar. Anggota saya ini cewek, jadi dia
kaget dan cuma ngeliatin orang itu sampai keluar area sekret,” jelasnya.
Kejadian di Sekretariat UK3 itu, menujukkan keamanan
Sekretaiat Bersama (Sekber) dinilai masih kurang maksimal oleh beberapa pihak.
Salah satunya M. Nur Khozin, Komandan Pramuka UTM tersebut menjelaskan selama
bulan Ramadan, selain peristiwa yang terjadi di Sekretariat UK3, setidaknya ada dua
kasus pencurian yang juga terjadi di area Sekber, salah satunya di Sekretariat
Pramuka.
Sepengakuan Khozin, pada 21 Mei, dua buah laptop hilang di
sekretariatnya. Pasca kejadian itu, ia mengaku langsung melapor kepada satpam
yang bertugas di setiap pos, ”anggota saya kehilangan dua laptop, tas dan
charger. Kejadiannya minggu lalu setelah tarawih, sekitar jam sembilan. Selepas
kejadian tersebut kami langsung lapor ke satpam,” katanya.
Selain Pramuka, UKM Ihfadz juga mengalami hal yang serupa.
Imam Mahruz, anggota UKM Ihfadz menuturkan kalau salah satu anggota UKM-nya
kehilangan sebuah gawai di sekretariat saat salat tarawih. Dari kejadian itu,
ia menilai keamanan Sekber perlu ditingkatkan.
Namun sampai saat ini, belum ada perkembangan perihal kasus-kasus
tersebut. Bahkan Komandan Regu Satuan Pengamanan (Satpam) UTM, Sukron, mengaku
tidak mendengar kasus tersebut, sebab menurutnya tidak ada laporan yang ia
terima. ”Enggak dengar saya, soalnya enggak ada laporan,” akunya.
Selanjutnya, Sukron beralasan kalau di standard operational
procedure, satpam hanya menjaga barang milik negara, sehingga jika ada barang
berharga pribadi hendaknya dititipkan kepada satpam untuk mengurangi tindak
pencurian. ”Kalau di SOP, satpam menjaga barang milik negara. Kalau barang
berharga milik pribadi bisa dititipkan ke satpam. Jika setelah dititipkan dan
barang itu hilang ataupun rusak maka itu tanggung jawab penuh ke satpam.”
Tuntutan Peningkatan
Keamanan Sekber
Keamanan Sekber dinilai masih kurang maksimal dan perlu
ditingkatkan, sebagaimana yang disuarakan M. Nur Khozin. Menurut Khozin,
sekurang-kurangnya Sekber perlu dipasang Closed Circuit Television (CCTV).
Mahasiswa Ilmu Hukum itu berpandangan, pentingnya CCTV juga lantaran satpam
hanya ke Sekber ketika pensterilan di jam malam saja. Selebihnya sangat jarang.
”CCTV harus ada. Sebab satpam hanya ke Sekber saat jam malam saja, CCTV
sangat berperan untuk meningkatkan kemanan,” Jelasnya.
Senada dengan Khozin, Devilia Sitorus berpendapat, pemasangan
CCTV perlu diadakan untuk memonitoring siapa saja yang keluar masuk sekret.
Selain itu, menurut Devilia, CCTV juga dapat berguna untuk mencari petunjuk
apabila ada kasus-kasus seperti pencurian, terlebih barang-barang Sekber bukan
hanya barang pribadi namun juga inventaris UKM.
”Perlu diadakan CCTV di area Sekber. Sebab barang-barang di
setiap UKM merupakan inventaris yang harus dijaga,” kata mahasiswa asal Riau
itu.
Agung Ali Fahmi, Wakil Rektor III, saat dimintai tanggapan
terkait keamanan Sekber berujar, Sekber adalah wilayah publik. Jika terjadi pencurian, maka tanggung jawab yang utama dari diri sendiri.
CCTV sendiri, bagi Agung cuma instrumen perlengkapan. Pokok
dari permasalahan, menurutnya, adalah kesadaran diri sendiri. ”Instrumen
keamanan bagian kecilnya adalah satpam, instrumen perlengkapan ada CCTV.
Tetapi, pokok persoalan dari keamanan adalah kesadaran diri sendiri,
kedisiplinan, dan kepedulian sesama anggota UKM. Jika ingin dipasang CCTV, bisa
diajukan sesuai kebutuhan.” katanya. (Sur/S)