Jaringan Wireless Fidelity (Wi-Fi) di kampus Universitas Trunojoyo
Madura (UTM) yang disebut juga UTM-Hotspot saat ini sedang mengalami
gangguan penggunaan pada
beberapa titik, seperti di Ruang
Kuliah Bersama (RKB), Sekretariat Bersama (SekBer), dan Gedung Cakra lantai 4
dan 5, dan Taman Kampus.
Firman, Kepala Staf Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pusat Komunikasi (PUSKOM), menjelaskan kasus seperti ini memang sering terjadi, salah satunya akibat dari banyaknya access
point liar atau access point yang tidak izin ke PUSKOM yang berjumlah lebih
dari 700-an. “Padahal
kita hanya mempunyai 100 access point,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa access point liar tersebut menyebabkan kelemahan Wi-Fi, sehingga mengakibatkan
kualitas sinyal hotspot kampus menjadi buruk. “Jadi kalo sinyal UTM-Hotspot lambat, satu jangan harus tethering. Jika ada permasalahan lapor
saja ke PUSKOM supaya dicek,’’ katanya.
Terkait permasalahan tersebut, pihak
dari PUSKOM sendiri tidak bisa berbuat banyak untuk
proses pemblokiran access point liar.
Hal itu dikarenakan mahalnya harga access
point. “Harga per-satu access point di UTM-Hotspot ini sekitar 2
juta-an, sedangkan access point yang bisa memblokir secara otomatis itu seharga 16 juta-an,” jelas
Firman.
Di sisi lain terkait lokasi, Firman
mengatakan sebenarnya tidak ada pengkhususan baik di rektorat maupun gedung-gedung lain karena semua lokasi mendapatkan bagian
yang sama terhadap pembagian bandwitch.
“Sampai saat ini kita tidak menentukan prioritas itu, semua dapat bagian
yang sama,” ungkapnya.
Bingar Bimantara, mahasiswa Fakultas Hukum
merasa bahwa jaringan UTM-Hotspot tersebut memang sangat tidak bisa diandalkan karena sering
terputus dan lemah di beberapa tempat. “Semua pembelajaran sudah berbasis
internet. Bagaimana jika Wi-Fi kampus sering bermasalah dan tidak ada
jaringan?” keluhnya
.
Bukan hanya Bingar. Rendy Sulistyo, mahasiswa Fakultas Hukum,
juga merasa jaringan WI-Fi di UTM memang tidak maksimal. Rendy mengeluhkan jika sedang menggunakan Wi-Fi, dia harus pergi ke Gedung Cakra atau Gedung Rektorat.
“Padahal saya berharap
bisa akses di semua tempat,” jelasnya.
Tak hanya itu, Rendy juga
berharap masalah ini akan segera teratasi dengan adanya
peningkatan tambahan jaringan Wi-Fi oleh pihak kampus.
Menangapi keluhan mahasiswa, Pihak PUSKOM tidak
tinggal diam. Mereka kemudian menjanjikan akan ada penambahan access point. “Nanti kita akan
buat satu aksess point di setiap kelas. Tapi harus dianalisis dulu,” Tutupnya. (L, Ben)