Malam Burung Yang Terbangun

Malam Burung Yang Terbangun

LPM Spirit - Mahasiswa
Minggu, 10 Maret 2019


Batas

Tapi cinta begitu terbatas
Seperti antara atas dan bawah, barat dan timur, kamu dan aku
Kamu batas yang aku buat tentang jarak, bahwa ujung rindu ini tak memiliki pangkal, dan itu batasku memikirkanmu
Semua hanya penghubung indera-inderaku. Kau yang bersuara sampai tak kudengar, kau yang kupandang sampai tak terlihat, kau yang kusentuh sampai tak bisa kuraba
Kau yang indah dalam puisi, hanya terbatas pada setiap larik ini
Maafkan aku. Batas membatasiku dari batasku mengenangmu. Bahkan itu juga terbatas
Probolinggo, 2018

Percakapan Singkat

Telepon menelungkupkan sendiri gagangnya. Membahasakan kecewa mendalam puannya.
Entah di ujung sana. Rindu menggema, menggetarkan kaca-kaca jendela. Tengah malam lewat!
Sedang di luar kenapa masih hujan. Padahal di dalam kamarnya sudah kuyup duluan
Probolinggo, 2018

Termometer

Cintaku dapat diukur dengan termometer, sayang. Sesederhana itu
Ketika suhu kotaku dingin. Cintaku sedang hangat-hangatnya

Probolinggo, 2018

Mandi

Setiap kali mandi, kuniatkan untuk meluruhkan bebekas gigitanmu
Tapi air menjadi lebih dingin, menjadi lebih ingin
Probolinggo, 2018

Malam Burung Yang Terbangun

Malam saatnya burung-burung bergegas mendahani kicau panjang dari rerimbun sepi yang amat ranggas digagahi mimpi. Siap membangunkan saudara burung yang terbangun sendiri malam tadi
Pamekasan, 2019


M Husnul Huda, akrab disapa O'nong lahir di Pamekasan. Menjadi inisiator berdirinya Komunitas Sastra Titik Koma