MENGAWAL KERJA PRESIDEN MAHASISWA TERPILIH

MENGAWAL KERJA PRESIDEN MAHASISWA TERPILIH

LPM Spirit - Mahasiswa
Rabu, 12 Desember 2018

WKUTM- Civitas Akademia Universitas Trunojoyo Madura (UTM) baru saja melewati pemilihan umum presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah disediakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Dari rekapitulasi suara yang sudah diumumkan Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM), pasangan nomer urut satu, Jailani Muhtadhy-Alfiyatul Khairiyah unggul 1.220 suara dari Abdus Salam-Inasa Kartika, pasangan nomer urut 2.

Saat ditemui di Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Nanggala, mahasiswa Fakultas Keislaman itu mengungkapkan perasaannya saat dinyatakan terpilih menjadi presiden mahasiswa. ”Saya bisa mengatakan alhamdulillah dan innalilah. Alhamdulilahnya saya dipercaya dan innalilahnya saya mendapat tanggung jawab yang besar mengemban amanat berat,” ungkapnya.

Visi-Misi dan Program Kerja

Sebagai Presma, Jailani memiliki visi-misi Terciptanya Sinergitas Keluarga Mahasiswa UTM dalam Mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi Menuju Keluarga Mahasiswa yang Berintegritas . Namun, Jailani mengaku lupa saat WartaUTM memintanya untuk memaparkan misi yang dibawa. Selanjutnya, ia hanya menjawab jika inti dari misinya adalah sinergitas di kalangan civitas akademika.

Bukan tanpa alasan, Jailani merancang visi-misi itu lantaran resah. Menurutnya, ada kerancuan dan ketidaksinambungan antara organisasi mahasiswa intra kampus belakangan ini. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan Mahkamah Konstitusi Mahasiswa (MKM) belakangan ini seperti tidak sejalan dengan organisasi mahasiswa yang lain. ”Kita antar ormawa, sudah tidak sejalan lagi atau bisa saja pura-pura sejalan di depan para pimpinan untuk tujuan tertentu,” ungkapnya.

Adapun terkait program kerja (proker), Jailani mengatakan kalau BEM yang lalu tidak sesuai dengan jalan proker yang seharusnya. Menurut Jailani, kebanyakan proker yang diadakan BEM hanya sekedar menjadi Event Organizer (EO) belaka. Padahal, sudah ada ormawa yang bisa menalangi sesuai bidangnya, misalnya Nanggala di ranah kesenian. Namun sayang, semua malah seperti dikuasai menjadi satu titik hingga akhirnya ngeblok.

Oleh karenanya, untuk menanggulangi hal semacam itu terulang, Jailani berjanji untuk mengadakan Bulan Trunojoyo. Dimana pada pagelaran tersebut, akan diisi acara-acara yang diselenggarakan oleh ormawa itu sendiri. Saya nanti akan membuat satu acara yang namanya bulan Trunojoyo, satu acara dihadiri 21 ormawa yang membuat kita semua bahu-membahu,” terangnya.

Fasilitas, Pencairan Dana dan Jam Malam.

Menanggapi keluhan dana dan fasilitas ormawa, Jailani optimis hal tersebut bisa diatasi. Namun,ia berharap sinergitas antar ormawa tidak berjalan sendiri-sendiri sebagaimana tahun-tahun yang lalu. jika ada satu masalah tentang fasilitas dan pencairan dana, maka semua harus maju bersama, mengeluhkan hal-hal yang dirasa urgent untuk kedepannya.

”jika perlu kita akan demo bersama-sama atau berjalan bersama ke pimpinan untuk masalah dari dua hal tersebut. Tiga hari sekali, seluruh ormawa datangi pihak atasan sampai mereka menyelesaikan masalah yang tadi itu,” tambahnya.

Sedang keluhan lain terkait jam malam, Jailani sendiri mengaku tidak setuju dengan peraturan tersebut. Jailani menilai, sangatlah kurang jika pukul 22.00 WIB kampus harus dikosongkan. Adanya jam malam, menurutnya menimbulkan pertentangan antara tuntutan pihak kampus yang menekan mahasiswa berprestasi baik akademik maupun non akademik. Sementara kebijakan jam malam begitu membatasi ruang gerak dan belajar mahasiswa.

Kita dituntut oleh universitas untuk berprestasi baik wilayah internal maupun eksternal kampus, bagaimana ini bisa terwujud jika ruang gerak dan belajar kita terbatasi,” keluhnya.

Terkait peraturan jam malam ini, Jailani akan mengadakan audiensi kembali lagi. Jika pihak kampus tidak memberikan jawaban, ia akan meminta pihak kampus untuk memberikan ruangan atau tepat khusus bagi ormawa yang ingin berproses lebih baik dan prestasi tentunya, khususnya UKM yang membutuhkan banyak durasi waktu untuk latihan di masing-masing bidang. (Vira/Wuk/Raj)