Sedikit Cerita dari Laut

Sedikit Cerita dari Laut

LPM Spirit - Mahasiswa
Sabtu, 06 Oktober 2018



Barangkali kita sering mendengar kalimat, ‘Laut adalah misteri. Pasir putih, birunya air, ombak, dan keindahan-keindahan yang laut tampakkan di kulitnya, berhasil mengelabui kita dari arti laut yang sebenarnya. Amis ikan, nelayan, dan pertarungan dengan alam yang sejati dari laut itu, hanya dirasakan oleh beberapa kalangan saja. Hal itu masihlah belum pantas untuk menyentuh misteri dari laut.



Secara ilmiah, kita mengetahui perbandingan antara laut dengan daratan adalah 71 banding 29. Bahkan sebelum pengukuran ilmiah itu disuguhkan, kitab suci umat muslim menyebut laut sebanyak 33 kali dan daratan 13 kali. Skala perbandingan ini sama (proporsi) dengan apa yang disuguhankan ilmu pengetahuan.



Dulu, pernah saya coba menanggalkan pembahasan akan misteri laut, karena saya sadar akan dangkalnya pengetahuan tentang laut. Tapi apa salahnya sedikit melirik kehidupan laut selain dari sisi wisata.

Adalah kehidupan nelayan, yang bau amisnya ikan melekat pada pori mereka, serta napas panjangnya yang haru kala kembali melihat daratan. Kehidupan seperti itu, sempat saya temui di Keluarga Bapak Badri, nelayan Pantai Cemara Sewu, Tuban.



Ditemani istri dan anaknya, ia menjaring rupiah sejak pukul satu sampai lima sore hanya dengan bermodal jaring ikan. Ketika saya datang, nampak istri dan anak Pak Badri tengah sibuk melepas ikan yang berhasil dijaring. Sementara di bibir pantai, Pak Badri dengan telaten memasng kembali jaring-jaring ikan itu.



Mereka adalah contoh kecil dari masyarakat yang mengadukan nasib pada laut dengan segala hal yang menyertainya. Karena sering saya mendapatkan cerita dari nelayan yang temannya meninggal ditengah laut. Dan mau atau tidak harus menaruh mayatnya di kapal untuk sementara dan akan disemayamkan ketika sudah sampai darat. Juga; sering saya mendengar cerita dari mereka yang pasti kaget ketika pertama kali melaut, karena yang dilihatnya hanya air, ombak, angin, dan kerasnya perjuangan untuk kembali ke darat dengan tanpa tangan kosong.  (Brdz)