Mahasiswa baru Universitas Trunojoyo Madura sedang berkumpul di area taman kampus
Kegiatan pra-Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2018 Universitas Trunojoyo Madura (UTM)
digelar selama dua hari sejak Minggu-Senin (13-14/08). Kegiatan yang diikuti
oleh 3830 peserta ini mulai dilaksanakan di taman kampus lalu menuju lapangan Fakultas
Pertanian kemudian dimulai pada pukul 05.30 WIB.
Menurut Ahmad Yahya, selaku ketua pelaksana (ketupel)
kegiatan ini dilakukan agar persiapan mahasiswa lebih matang untuk melaksanakan
ospek esok hari. Pihak panitia juga sudah menyiapkan rangkaian acara secara
matang. Meskipun pelaksanaan ospek di
UTM sudah terlambat jika dibandingkan kampus lain.
”Surat Keputusan PKKMB
2018 sudah ditandatangani oleh rektor pada akhir Juli, namun pelaksanaannya mundur,
padahal seharusnya ospek dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus. Hal itu disebabkan
pihak kepanitiaan merasa kurang
persiapan, selain itu juga masih ada daftar ulang mandiri, pendaftaran D3 di beberapa
fakultas masih diperpanjang”ungkapnya.
Pihaknya
juga menambahkan bahwa rangkaian pra-ospek ini dilaksanakan sejak hari Minggu. Hanya
saja kemarin pembagian kelompok, sebanyak 96 kelompok. Setelah itu, hari ini dilanjutkan
dengan pembuatan koreo. Menurutnya, hal ini dilakukan selama satu hari akan ada
sedikit waktu sehingga sedikit tergesa-gesa jadi dibagi menjadi dua hari.
”Untuk
efesiensi optimalisasi waktu jadi pra-ospek dilakukan dua hari” tambah Wakil
Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut.
Badrus
Sholeh, selaku wakil ketua panitia (waketupel) menjelaskan rangkaian kegiatan bahwa
kemarin para peserta berkumpul dengan kelompok untuk menjahit dua bendera
Indonesia yang harus dibawa tiap anak.
”Sebenarnya
acara menjahit bendera itu sendiri tidak dilakukan peserta tetapi agar dekat dengan kelompoknya” tambah Badrus selaku waketupel.
Terkait
penugasan untuk membawa bendera dan lainnya, Histy maba program studi (prodi) Manajemen menyatakan jika penugasan
mereka sesuai dengan momentum hari kemerdekaan.
”Ini
kan bulan Agustus, jadi ya panitia cukup masuk akal memberi penugasan seperti
itu sehingga bisa memperkokoh nasionalisme” ujar Mahasiswa asal Lamongan
tersebut.
Di
lain sisi, terkait dengan masih adanya bentak-bentakan oleh panitia terhadap
maba, Ahmad Yahya mengungkapkan bahwa hal itu sudah sesuai dengan SK dan semua
itu dibutuhkan untuk melatih kedisiplinan mahasiswa. Senada dengan hal tersebut,
Yulianto Kusumo maba prodi Sosiologi menyatakan bahwa hal seperti ini memang diperlukan guna
terciptanya kedisiplinan dan untuk menghindari gerak mahasiswa yang lamban.
Berbeda dengan Irma, maba Pendidikan IPA tersebut mengeluhkan bahwa panitia tidak
perlu membentak-bentak. Menurutnya hal itu terlihat berlebihan untuk kesalahan
sepele saja.
”Panitia seharusnya tidak usah membentak, jika salah kan bisa ditegur toh kami masih maba dan butuh arahan bukan amukan” keluhnya. (Ud/Wuk)