Penyelesaian Gapura UTM Tersendat Dana

Penyelesaian Gapura UTM Tersendat Dana

LPM Spirit - Mahasiswa
Rabu, 07 Maret 2018
Penampakan dari depan gapura Universitas Trunojoyo Madura. Foto : Dico


WKUTM-Universitas Trunojoyo Madura (UTM)  dalam waktu dekat ini akan memiliki pintu masuk dan keluar baru. Pintu tersebut berada di sebelah timur kampus. Hal tersebut ditandai dengan sudah hampir rampungnya pembangunan gapura dan palang pintu masuk otomatis yang ada di jalur pintu masuk dan keluar tersebut.

Akses jalan baru, gapura dan palang pintu masuk otomatis itu merupakan program master plan UTM yang sudah ada sejak tahun 2008 namun baru terealisasi tahun ini. Dikerenakan terhalang masalah dana.

Gapura UTM misalnya, gapura yang dibangun selama tiga bulan tersebut nyatanya belum sepenuhnya selesai pengerjaannya. Gapura yang menghabiskan dana sebesar Rp 534.400.000,00 ini masih membutuhkan tambahan tulisan Universitas Trunojoyo Madura di bagian atas, lampu sorot, taman, dan tanaman hias.

Amrin Rozali selaku staf bagian umum  unit layanan pengadaan (ULP) UTM mengatakan bahwa pembangunan gapura bakal dilanjutkan tahun ini. ”Pembangunan gapura UTM masih akan kami lanjutkan, namun ya itu kami masih menunggu dana cair,” ujar amrin ketika ditemui di ruangnya.

Amrin juga menambahkan bahwa dana kelanjutan pembangunan gapura, diperkirakan akan menghabiskan dana lebih kurang 240 juta rupiah, setelah itu baru akan ada proses lelang kembali.

”Kita masih menuggu dana sekitar kurang lebih 240 juta untuk proses pembangunan lagi,” tambahnya.

Ivan Nizar mahasiswa Sistem Informasi berharap bahwa pembangunan gapura UTM segera diselesaikan agar bisa menjadi simbol dan ciri khas dari UTM ”ya semoga segera cepat selesai lah pembangunannya agar kita segera punya gapura dan punya ciri khas yang nyata,” ujar mahasiswa asal Lamongan tersebut.

Tidak hanya gapura, palang pintu masuk otomatis yang berada di belakang gapura juga masih belum juga dapat dioperasikan. Palang pintu masuk otomatis ini berguna untuk menunjang keamanan kampus dan rentanya kehilangan STNK yang banyak dialami mahasiswa. Namun sampai saat ini, realisasi kartu parkir masih menunggu daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) yang belum cair.

”Kita masih menunggu kartu parkir yang masih belum bisa kami wujudkan karena terkendala dana lagi,” keluh Amrin.

Amrin juga menambahkan kartu parkir tersebut akan dijadikan satu dengan KTM, kartu perpus, dan kartu parkir.

Berbeda dengan Amrin, Baidhori selaku staf bagian umum UTM juga mengemukakan alternatif yang dapat mempercepat penggunaan palang pintu masuk otomatis dapat menggunakan tiket kertas. Akan tetapi tidak diwujudkan karena jika menggunakan tiket kertas akan menambah biaya operasional yang banyak.

”kalau kita menggunakan kertas biaya operasional kita akan meningkat, karena jumlah mahasiswa dan karyawan UTM yang sangat begitu banyak,” ujarnya.

Menanggapi keefektifan palang pintu masuk otomatis yang hanya berjumlah 1 untuk mobil, dan 2 untuk sepeda montor. Sedangkan jika pagi hari jumlah mahasiswa dan staf karyawan UTM bisa sampai 4000 orang. Sehingga tak ayal akan menimbulkan kemacetan yang panjang.

Ea Hegar Manah mahasiswa Ilmu Komunikasi berpendapat bahwa pengadaan palang pintu masuk otomatis khusus montor yang hanya berjumlah 2 tersebut akan membuat atrean panjang pada jam kuliah pagi, sehingga akan mengakibatkan mahasiswa telat masuk kelas. ”Buat saya pribadi keberadaan palang pintu itu pasti akan macet, apa lagi jika pagi hari pas banyak mahasiswa yang masuk pagi,” ucap mahasiswa semester empat tersebut.

Ivan Nizar juga menambahkan bahwa keberadaan palang pintu masuk otomatis tersebut tidak efektif dan terkesan ribet jika mahasiswa tidak membawa kartu parkirnya ”Menurut saya pastinya akan tidak efektif jika palang pintu tersebut hanya berjumlah 2, dan akan ribet juga jika ada mahasiswa yang lupa membawa kartu parkirnya,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut Baidhori menambahkan bahwa kemungkinan antrian kemacetan tersebut sangat mungkin terjadi. ”Antrian kemacetan sangat mungkin terjadi melihat banyaknya mahasiswa dan karyawan rektorat yang masuk pagi maupun siang hari, tapi kita juga belum tahu pasti. Maka dari itu kita nanti akan menguji cobanya terlebih dahulu, jikalau palang pintu masuk otomatis tersebut masih kurang, ya akan kita tambah lagi,” ujarnya.

Amrin mengatakan bahwa kemungkinan palang pintu masuk otomatis tersebut beroperasi pada bulan Agustus mendatang. ”palang pintu masuk otomatis tersebut mungkin akan beroperasi pada saat penyambutan mahasiswa baru awal semester depan,” ucapnya. (Dco/Aww)