Pelantikan Gubernur Pertanian Oleh Dekan Timbulkan Aksi dan Kecaman

Pelantikan Gubernur Pertanian Oleh Dekan Timbulkan Aksi dan Kecaman

LPM Spirit - Mahasiswa
Selasa, 20 Maret 2018
Wakil Rektor III saat menanggapi pernyataan sikap Aliansi Keluarga Mahasiswa. Foto : Time
WKUTM – aksi demostrasi kembali terjadi, kali ini dilakukan oleh Aliansi Keluarga Mahasiswa pada hari  Selasa (20/03) di depan Gedung Graha Utama Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Aksi ditengarai adanya intervensi oleh Dekan Fakultas Pertanian (FP) dengan Presiden Mahasiswa (Presma).

Dalam press release dinyatakan bahwa dekan FP melakukan penyimpangan dan pelanggaran aturan karena telah melantik  Gubernur  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FP 2018. Hal ini bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga (ART) Keluarga Mahasiswa (KM) UTM pasal 19 ayat 6 yang menjelaskan bahwa wewenang untuk melantik Gubernur BEM  dilakukan oleh Presma.

Dalam aksi tersebut mereka menyatakan dua pernyataan sikap, Pertama, meminta rektor untuk memberikan sanksi kepada Dekan FP  atas pelanggaran yang dilakukan. Kedua, mereka akan selalu konsisten mengecam dekan FP atas segala bentuk inkonstitusional kebijakan yang mengarah kepada organisasi mahasiswa.

Pernyataan sikap tersebut mendapat respon baik dari pimpinan UTM, seperti Rektor dan Wakil Rektor (Warek) III di bidang kemahasiswaan. Menurut Syarif selaku koordinator lapangan, pihak pimpinan akan menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas.

“Tadi telah disampaikan kepada pimpinan rektor bahwa mereka akan mengadakan rapat untuk berkoordinasi dengan dekan dan wakil dekan untuk mengawal kasus ini seminggu kedepan, hingga ditemukan titik terang,” paparnya.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Muh Syarief, selaku Rektor UTM  mengungkapkan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut dengan memanggil dekan FP. Selain itu,  Boedi Mustiko, selaku Warek  III menegaskan  bahwa dalam menghadapi kasus tersebut akan senantiasa bertindak sesuai aturan dan komitmen yang berlaku.

“Sebagai pimpinan, diharuskan untuk mengikuti  aturan yang ada dan dengan berat hati saya tidak akan menandatangani hasil putusan  tersebut sebelum jelas dan ditemukan titik terang atas permasalahan tersebut,” ungkapnya.

Perwakilan massa sempat menuju lantai 6, ruangan dekan FP kemudian menyegel ruangan tersebut dengan tujuan agar ruangan tersebut sementara tidak digunakan.

Ketika ditanya terkait kelanjutan setelah aksi ini, Syarif mengaku mereka masih menunggu perkembangan,  ”Ya, kami masih menunggu perkembangan seminggu kedepan. Jika tuntutan-tuntutan tersebut dipenuhi, kami akan menghentikan aksi demo ini,” ungkap mahasiswa Ekonomi Syari’ah ini.

Dengan adanya aksi tersebut Warek III berharap agar mahasiswa tetap menjalankan kegiatan akademik dan kegiatan ormawa demi tercapainya stabilitas kampus. (mil/wuk)