Foto : Time |
Dengan tajuk Local Wisdom, perhelatan BNP tahun ini
disemarakkan dengan kontes dangdut dan peragaan busana batik. Diadakannya kedua
kontes tersebut menurut Daniel Bobo
selaku ketua pelaksana BNP, merupakan pengimplementasian dari local wisdom
atau kearifan lokal Madura yang coba diangkat oleh B-Sing dalam acara ini. Selain itu, kedua kontes tersebut dipilih juga sebagai pembeda dari BNP di
tahun-tahun sebelumnya.
Dipilihnya kontes dangdut juga
dimaksudkan agar masyarakat Madura yang cenderung menyukai musik dangdut bisa
berpartisipasi dalam acara ini. Sedangkan diselenggarakannya kontes peragaan
busana batik, tidak lain karena batik merupakan salah satu ikon dari kebudayaan
Madura. Oleh karena itu, diadakannya kontes tersebut juga sebagai ajang promosi
dan penggalakan penggunaan batik, khususnya bagi kalangan pemuda Madura.
"Dangdut dan batik kan
dekat dengan budaya masyarakat Madura. Kami (B-Sing) yang
berdomisili disini, mencoba mengangkat kearifan lokal Madura yang
sekaligus menjadi pembeda dari BNP yang sebelumnya," ujar mahasiswa asal
Bojonegoro tersebut.
Pagelaran BNP sendiri mendapat sambutan meriah dari beragam
kalangan. Nona, mahasiswa asal Magetan yang menghadiri acara tersebut
memberikan apresias tinggi terhadap BNP tahun ini. "Acaranya keren. Tema
dan rangkaian acaranya juga keren. Pokoknya keren semua," ungkapnya.
Selanjutnya setelah acara ini, Daniel berharap kontribusi yang coba
dipersembahkan B-Sing dalam mengangkat kearifan lokal Madura dapat tercapai
dengan baik.
"Setelah acara ini digelar, kami harap apa yang menjadi tujuan awal B-Sing dalam mengangkat kearifan lokal budaya Madura dapat tercapai," pungkasnya. (sir/dul)
"Setelah acara ini digelar, kami harap apa yang menjadi tujuan awal B-Sing dalam mengangkat kearifan lokal budaya Madura dapat tercapai," pungkasnya. (sir/dul)