Mahasiswa FP Tidak Setujui Penetapan Wadek III

Mahasiswa FP Tidak Setujui Penetapan Wadek III

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 13 November 2017
Demonstran menunggu kedatangan Dekan FP  di depan Gedung Graha Utama. Foto: Dico
WKUTM – Puluhan mahasiswa Fakultas Pertanian (FP) menggelar aksi demonstrasi di halaman  Gedung Graha Utama Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Senin (13/11). Aksi yang dimulai sejak pukul tujuh pagi dilaksanakan sebagai wujud protes mahasiswa atas penunjukan Wakil Dekan (wadek) III oleh Dekan FP. Dalam hal ini mahasiswa menyayangkan pemilihan Wakil Dekan yang terkesan mengesampingkan aspirasi dari mahasiswa.

Hal tersebut bukan tanpa alasan. Menurut Andika, Dekan memilih Calon Wadek dan menetapkannya tanpa sepengetahuan mahasiswa FP. ”Senin calon Wakil Dekan sudah dipilih dan Rabu sudah ditunjuk oleh Dekan. Padahal, mahasiswa belum sempat menemui Dekan untuk menyampaikan aspirasinya mengenai Wadek yang diharapkan,” ungkap Gubernur Mahasiswa FP itu.

Oleh karena itu, mahasiswa mengajukan tiga tuntutan kepada pihak dekanat. Dimana tuntutan pertama adalah menolak Wadek III FP yang baru. Lanjutnya mahaisiswa mendesak Dekan FP untuk menunjuk Wadek III dengan melibatkan mahasiswa dan terkahir mahasiswa menuntut perolingan antara Wadek I dan Wadek III apabila tuntutan sebelumnya tidak bisa dipenuhi.

Dalam aksi ini, mahasiswa sempat merangsek masuk kedalam Graha Utama lantaran tak kunjung ditemui oleh Dekan FP dan kembali keluar saat ditemui Rektor. Selang beberapa waktu, Slamet Subari, Dekan FP tiba menemui mahasiswa.

Dihadapan mahasiswa, Dekan mengungkapkan bahwa keputusan pemilihan Wadek bukan hanya keputusan pribadi Dekan saja, melainkan bersama dengan jajaran senat. ”Ini mekanisme dan konstitusional yang sah. Saya tidak main tunjuk begitu saja,” ungkapnya.

Kemudian masalah tuntutan mahasiswa, Dekan mangaku tidak bisa melakukan pemilihan ulang, apalagi meroling wadek kembali. Sebab, menurutnya, hal tersebut hanya bisa dilakukan dengan perintah rektor.

Selanjutnya rektor meminta kepada mahasiswa untuk merapatkan hal tersebut bersama jajaran rektorat dan dekanat FP, serta meminta mahasiswa untuk menunggu hasil keputusannya. Namun, setelah satu jam lebih masih belum ada kabar, mahasiswa kembali merangsek masuk kedalam Graha Utama.

Kerumunan mahasiswa tersebut menuju ruang dekanat FP dan ditemui kembali oleh Dekan FP. Dalam pertemuan tersebut, Dekan menyatakan bahwa tuntutan mahasiswa tidak bisa terpenuhi, ”Setelah saya melaksanakan rapat bersama Pak Rektor serta Warek I dan Warek II, pemilihan Wadek yang dituntut tidak bisa dilaksankan kembali,” terangnya.

Mahasiswa yang kecewa akan keputusan itu langsung menuju Aula Lantai 10 tempat berlangsungnya pelantikan. Namun, sesampainya disana, mahasiswa dihadang oleh petugas keamanan untuk masuk kedalam ruangan saat pentikan berlangsung. Langkah terakhirnya, mahasiswa hanya menunggu dekan dan wakil dekan terpilih untuk berdiskusi dan melaksanakan perjanjian antara mahasiswa, dekan dan wakil dekan. (Raj/Syaa)