Barisan aksi mahasiswa FIP yang sedang berjalan menuju Ruang Kuliah D. Foto : Time |
WKUTM – Puluhan mahasiswa
fakultas ilmu pendidikan (FIP) yang tergabung dalam aliansi mahasiswa peduli FIP
melakukan aksi di halaman ruang kuliah bersama (RKB) D, Senin (6/11). Aksi yang
kali pertama digelar ini merupakan
bentuk reaksi dan protes mahasiswa terhadap beragam masalah yang ada di dalam
FIP, utamanya terkait dana DIPA.
Sebagaimana yang diutarakan Asrori dalam orasinya, mahasiswa
prodi pendidikan Informatika itu mengeluhkan sulitnya pencairan dana DIPA. Hal tersebut
sangat menghambat kelancaran kegiatan badan kelengkapan FIP. Bahkan, beberapa anggota
badan kelengkapan harus berhutang untuk menutupi dana kegiatan yang belum bisa
dicairkan.
”Utang kita sudah jatuh tempo. Badan kelengkapan sudah
melakukan kegiatan yang seharusnya, namun tidak ada orang fakultas yang membantu kita. Apakah kita harus
berutang melulu?,” ungkap mahasiswa yang juga menjabat sebagai gubernur
mahasiswa FIP tersebut.
Tidak hanya masalah dana DIPA yang tidak kunjung cair. Dalam
aksi itu, mahasiswa juga menyampaikan beberapa tuntutan terkait masalah
ketidakjelasan dana IKOMA, sarana dan prasana perkuliahan yang kurang memadai
serta profesionalitas dosen yang dinilai masih rendah.
Seperti yang diungkapkan Wawan, mahasiswa Prodi Pendidikan dan
Bahasa Indonesia itu merasa sangat terganggu dengan kelakuan beberapa dosen yang
sering menganti jadwal perkuliahan sesuka hati. Selain itu sarana dan prasarana
di FIP dirasa belum memadai. ”Dosen sering sekali telat, kami juga harus
mengangkut kursi sebelum kuliah, bahkan sering lesehan. Belum lagi AC dan
proyektor kelas yang tidak berfungsi dengan baik,” keluhnya.
Menanggapi berbagai tuntutan tersebut, Sulaiman selaku Dekan
FIP mengatakan bahwa dana DIPA serta sarana dan prasarana FIP berada dibawah
kewenangan Universitas. Namun, dirinya berjanji akan mengurus permasalahan yang
ditimbulkan dari dana DIPA yang belum cair.
Terkait kinerja dosen, Sulaiman meminta mahasiswa untuk
mencatat dosen yang dinilai tidak profesional dan segera menindaknya. Sedangkan mengenai IKOMA, dirinya mengaku
sejak awal kurang setuju terhadap adanya IKOMA. Sulaiman juga berjanji akan
menghapus IKOMA dan mengembalikan dana tersebut ke rekening mahasiswa sendiri. ”Nanti
didata siapa yang sudah membayar IKOMA. Secepatnya akan diurus dan uangnya akan
dikembalikan ke rekening mahasiswa itu,” pungkasnya. (Raj/Aww)