Rektor UTM ketika menyampaikan pidato pada upacara bendera. Foto : Ardi |
WKUTM - Universitas Trunojoyo
Madura (UTM) mengadakan upacara bendera untuk memperingati hari Kemerdekaan Republik
Indonesia ke-72. Kegiatan yang direncanakan
mulai pukul 07.00 WIB, baru bisa dilaksanakan empat puluh menit kemudian di halaman gedung graha utama. Mohammad Syarif selaku Rektor UTM bertindak
sebagai pembina dalam kegiatan yang diikuti oleh jajaran staf rektorium, perwakilan organisasi
kampus, panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dan calon mahasiswa baru.
Syarif membuka pidatonya dengan mengutip pidato Soekarno yang
menyuarakan pentingnya gotong royong. Sebab, menurutnya bentuk aktualisasi rasa
syukur akan kemerdekaan Republik Indonesia adalah dengan kerja nyata dan bergotong
royong.
Dalam pidatonya dia juga menyerukan bahaya
radikalisme yang mengancam keutuhan dan persatuan bangsa. Penggunaan dalam
kebebasan berekspresi di sosial media yang disalah-gunakan oleh oknum
tertentu menjadi salah satu penyebab
maraknya paham radikal tersebut beredar.
Untuk menangani hal itu, Syarif berpesan akan pentingnya persatuan serta pengetahuan dan
pendidikan yang baik. "Persatuan adalah kunci. Radikalisme hanya bisa kita cegah
dengan pengetahuan dan pendidikan yang baik," ujarnya.
Selain untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Upacara yang digelar juga sebagai penanda dibukanya PKKMB dilingkungan
universitas. Secara simbolis hal tersebut ditunjukan dengan pemakaian almamater dan kalung papan nama oleh rektor kepada perwakilan dari mahasiswa baru (maba).
Upacara tersebut berlangsung singkat dan berakhir sampai pukul 08:30. Meski demikian, dalam pelaksaannya banyak peserta
yang dilarikan ke posko kesehatan. Umumnya mereka adalah camaba yang mengeluh
kelelahan.
Sebagaimana yang diakui Sholawati Kamilia, anggota
KSR-PMI yang bertugas di bagian kesehatan. Dirinya mengungkapkan camaba yang
membutuhkan pertolongan tenaga kesehatan cukup banyak. ”iya, banyak calon maba
yang sakit,” ujarnya.
Sepenuturan Sholawati, kebanyakan dari mereka yang sakit saat
upacara berlangsung disebakan faktor cuaca dan kondisi tubuh yang kurang
stamina. Sebagaimana yang diketahui kegiatan dan persiapan-persiapan pra ospek
yang berlangsung sehari sebelumnya cukup melelahkan bagi maba.(Raj/Dam)