Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di UTM

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di UTM

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 17 Agustus 2017
Rektor UTM ketika menyampaikan pidato pada upacara bendera. Foto : Ardi

WKUTM - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengadakan upacara bendera untuk memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72. Kegiatan yang direncanakan mulai pukul 07.00 WIB, baru bisa dilaksanakan empat puluh menit kemudian di halaman gedung graha utama. Mohammad Syarif selaku Rektor UTM bertindak sebagai pembina dalam kegiatan yang diikuti oleh jajaran staf rektorium, perwakilan organisasi kampus, panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dan calon mahasiswa baru.

Syarif membuka pidatonya dengan mengutip pidato Soekarno yang menyuarakan pentingnya gotong royong. Sebab, menurutnya bentuk aktualisasi rasa syukur akan kemerdekaan Republik Indonesia adalah dengan kerja nyata dan bergotong royong.

Dalam pidatonya dia juga menyerukan bahaya radikalisme yang mengancam keutuhan dan persatuan bangsa. Penggunaan dalam kebebasan berekspresi di sosial media yang disalah-gunakan oleh oknum tertentu menjadi  salah satu penyebab maraknya paham radikal tersebut beredar.

Untuk menangani hal itu, Syarif berpesan akan pentingnya persatuan serta pengetahuan dan pendidikan yang baik. "Persatuan adalah kunci. Radikalisme hanya bisa kita cegah dengan pengetahuan dan pendidikan yang baik," ujarnya.

Selain untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara yang digelar juga sebagai penanda dibukanya PKKMB dilingkungan universitas. Secara simbolis hal tersebut ditunjukan dengan pemakaian almamater dan kalung papan nama oleh rektor kepada perwakilan dari mahasiswa baru (maba).

Upacara tersebut berlangsung singkat dan berakhir sampai pukul 08:30. Meski demikian, dalam pelaksaannya banyak peserta yang dilarikan ke posko kesehatan. Umumnya mereka adalah camaba yang mengeluh kelelahan.

Sebagaimana yang diakui Sholawati Kamilia, anggota KSR-PMI yang bertugas di bagian kesehatan. Dirinya mengungkapkan camaba yang membutuhkan pertolongan tenaga kesehatan cukup banyak. ”iya, banyak calon maba yang sakit,” ujarnya.

Sepenuturan Sholawati, kebanyakan dari mereka yang sakit saat upacara berlangsung disebakan faktor cuaca dan kondisi tubuh yang kurang stamina. Sebagaimana yang diketahui kegiatan dan persiapan-persiapan pra ospek yang berlangsung sehari sebelumnya cukup melelahkan bagi maba.(Raj/Dam)