Men are from Mars and Women are from Venus

Men are from Mars and Women are from Venus

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 19 Desember 2016
Ilustrasi

Judul            : Men are from Mars and Women are from Venus 
Pengarang    : John Gray
Penerjemah  : T. Hermaya
Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 1995 (buku cetakan ke-24, tahun 2014) 
Tebal             : 435 halaman

Bayangkanlah, seandainya pria dan wanita berawal dari tempat yang berbeda. Pria berasal dari Mars, sedangkan wanita berasal dari Venus. Orang-orang Mars meneropong orang-orang Venus melalui teleskop. Melihat apa yang belum pernah kenal, mereka jatuh cinta (tertarik), dan segera merencanakan penerbangan angkasa menuju Venus.

Orang-orang Venus menyambut dengan tangan terbuka, karena sejatinya mereka mengerti jika orang-orang Mars akan datang. Hati mereka sepenuhnya terbuka untuk cinta yang belum pernah mereka rasakan. Pada akhirnya, orang mars dan orang venus bertemu, bercinta, hidup bersama, dan saling memahami satu dengan lainnya. Hingga pada suatu hari mereka menemukan Bumi sebagai tempat yang lebih layak untuk mereka tinggali.

Perbedaan tempat tinggal antara Venus dan Mars membuat keduanya memiliki kebiasaan dan sifat yang berbeda. Walaupun kedua makhluknya sama, yaitu manusia, namun keinginan yang mereka miliki berbeda. Sehinga, secara keliru apabila seorang pria atau wanita masing-masing menganggap sesorang mencintainya, ia akan bereaksi dan bertingkah laku seperti halnya reaksi saat dia (pria atau wanita tadi) sedang jatuh cinta. 

“Pria termotivasi ketika ia dibutuhkan dan wanita termotifasi ketika ia dicintai”

Kebiasaan di Mars: Orang tidak akan membantu apabila ia tidak dimintai bantuan. Prinsipnya adalah apabila tidak ada kerusakan, tidak diperlukan adanya perbaikan. Apabila seorang pria memiliki suatu permasalahan dalam hidupnya, ia membutuhkan waktu di dalam gua (menyendiri) untuk berpikir dan menyelesaikannya. Dalam menjalin hubungan, ia diibaratkan karet gelang. Apabila terdapat dua sisi, yang satu ditarik menjauh tentu akan melenting begitu dekat dengan sisi lain setelahnya. Dalam hubungan asmara, orang-orang Mars memiliki kebutuhan primer berupa kepercayaan, penerimaan, penghargaan, pujian, persetujuan, dan dorongan. Selain itu, pria selalu mengandalkan penilaian pada setiap apa yang ia peroleh dari orang lain (wanita).

Kebiasaan di Venus: Manusia perlu di dengar untuk bisa merasakan hal yang dialaminya. Prinsipnya adalah cinta berarti tak pernah diminta. Wanita membutuhkan orang lain yang bisa mendengar sebagai pelampiasan atas apa yang dialami dan dirasakan. Ia tidak membutukan tanggapan secara langsung, akan tetapi membutuhkan untuk didengar. Wanita diibaratkan gelombang, terkadang naik dan juga turun, sehingga dalam menjalin hubungan bergantung pada tingkat suasana hati. Dalam menghadapi permasalahan hidup, wanita berkumpul bersama dan secara terbuka mebicarakan kesulitan-kesulitan mereka, dan terkadang ia pun perlu menyendiri untuk jatuh dalam sumurnya (perenungan). Kebutuhan wanita dalam setiap hubungan adalah: perhatian, pengertian, rasa hormat, kesetiaan, penegasan, dan jaminan.

Buku ini ditulis berawal dari kisah istri penulis (Bonnie Gray) yang kesakitan karena kehabisan pil dan tekapar di kamar sepanjang hari. Ia tidak meminta bantuan kepada suaminya dikarenakan dia takut mengganggu kesibukannya bekerja. Boonie justru meminta bantuan kepada iparnya, akan tetapi iparnya lupa membantu. Karena peristiwa tersebut, John marah-marah dan membuat Bonnie sedih. Karena kemarahan yang menjadi-jadi, john bermaksud pergi meninggalkan Bonnie. Namun saat John melangkah untuk pergi, Bonnie secara jujur mengungkapkan perasaannya dengan berkata, “Sekarang aku kesakitan. Aku tak punya apapun untuk diberikan. Inilah saat dimana aku sangat membutuhkanmu. Tolonglah, mendekat kemari dan peluklah aku. Kau tak usah mengatakan apa-apa. Aku hanya ingin kau peluk. Kumohon jangan pergi.”

Pada permulaan buku dikenalkan perbedaan pria dan wanita yang masing-masing memiliki hal yang berbeda. Kebutuhan pria belum tentu diharapkan oleh wanita, begitupun sebaliknya. Satu kebutuhan yang menyatukakan keduanya adalah cinta. Namun, cinta yang dimiliki setiap manusia bersifat musiman. Di musim semi cinta tumbuh dan dirasa indah, di musim panas cinta perlu kerja keras, di musim gugur cinta ibarat dedauan yang ramah menjamah tanah, dan di musim dingin cinta akan membeku. Begitulah siklus cinta dalam hidup manusia. Di kemudian penulis juga mencantumkan kendala, cara menghindar, dan penyelesaian beserta beberapa kisah curhatan dalam suatu hubungan antara pria dan wanita.

Berbicara mengenai hubungan laki-laki dan perempuan tentu tidak akan terlepas dari konsep gender juga kesetaraan gender. Buku “Men are from Mars and Women are from Venus” mencoba menguraikan sikap-sikap laki-laki dan perempuan dalam berbagai keadaan. Tetapi sulit dipungkiri, walau telah banyak mengetahui perbedaan laki-laki dan perempuan masih terdapat perasaan ketidak adilan atau ketimpangan dalam cara memperlakukan laki-laki atau perempuan. Kontruksi masyarakat terhadap sifat dan sikap laki-laki dan perempuan merupakan salah satu penyebabnya. Jika setiap wanita diharuskan untuk bersikap lemah lembut, maka apakah salah jika wanita bersikap kasar? Lalu, jika laki-laki harus memiliki kuat dan apakah juga salah saat laki-laki memiliki sifat lembut? Pada dasarnya, tidak semua sifat atau karakteristik yang membedakan kedua gender tersebut terbentuk secara penciptaan. Lingkungan serta latar belakang pendidikan oleh orangtua juga dapat merubah karakteristik antara lelaki dan perempuan.

Setelah mengetahui karakteristik laki-laki dan perempuan, alangkah indahnya jika kedua makhluk Tuhan Yang Maha Esa ini tidak saling mengunggulkan dirinya masing-masing bahkan saling menuntut agar di mengerti. Karena kita tahu, laki-laki dan perempuan berasal dari planet yang berbeda dan bersatu di Bumi.

Diresensi oleh : Tri Samsudin Marjuki
Pimpinan Redaksi
Voice of Law