Membenahi Literasi Ruang Baca Fakultas

Membenahi Literasi Ruang Baca Fakultas

LPM Spirit - Mahasiswa
Kamis, 07 April 2016
WKUTM- Wakil Rektor I (Warek I) bidang akademik, Deni SB Yuherawan mengatakan, mulai semester ini sumbangan buku dari wisudawan tidak lagi diberikan kepada perpustakaan Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Namun, sumbangan buku tersebut langsung diteruskan ke ruang baca Fakultas masing-masing. Tujuan pengalihan sumbangan buku tersebut dimaksudkan untuk memenuhi standar jumlah buku minimal setiap prodi 400 judul buku.

Harapannya konsentrasi literasi buku penunjang kuliah tidak lagi terpusat di perpustakaan universitas, tetapi juga tersedia di ruang baca fakultas. Kendati demikian pengalihan sumbangan buku tidak akan mengurangi penambahan jumlah koleksi buku di perpustakan universitas. Sebab perpustakaan universitas telah mendapat anggaran khusus sebesar satu milyar.

Berdasarkan pantauan reporter spirit-mahasiswa, beberapa fakultas di UTM telah memiliki ruang baca memadai. Seperti ruang baca Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Pertanian (FP), dan Fakultas Hukum (FH). Apri Arisandi, selaku Wadek I FP mengungkapkan, adanya kebijakan baru dari Warek I sangat membantu mempercepat penambahan koleksi buku.

Sedangkan ruang baca milik FH telah memiliki 1200 judul koleksi buku. Selain itu, penataan ruang baca FH juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti wifi dan televisi yang digunakan menyiarkan konferensi mahkamah konstitusi. Sedangkan dari tenaga Pustakawan, setiap tahun dimagangkan di perpustakaan Universitas Airlangga (UNAIR).

Wadek I FH, Tolib Efendi menuturkan, bahwa kebijakan sumbangan buku di FH bagi wisudawan ke ruang baca sudah diterapkan dari dulu. Bedanya, sebelum ada kebijakan ini sumbangan dari wisudawan berupa uang kebudian baru dibelikan buku."Dulu itu sumbangan pernah diserupakan uang, supaya punya banyak judul buku yang berbeda-beda dan banyak referensi," ujar dosen asal Jombang tersebut.

Sayangnya, tidak semua fakultas memiliki kualitas ruang baca sama. Seperti ruang baca Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB), serta Fakultas Teknik (FT). Hal ini seperti diungkapkan oleh David Dwi Mahendra mahasiswa FISIB asal Ponorogo. Ia mengeluhkan keminiman koleksi di ruang baca. "Masak bukunya cuma skripsi, kan enak kalau ada buku materi biar gak jauh-jauh ke perpustakaan universitas," ujarnya.

Senada dengan pernyataan David, salah satu mahasiswi Prodi Teknik Elektro mengaku jika dirinya selama ini tidak mengetahui letak ruang baca Fakultasnya. "Saya malah tidak tahu dimana ruang baca Fakultas Teknik, saya pikir tidak ada," ucap Rahman sambil terkekeh. (AWW/KAK)