UTM Belum Punya Branding

UTM Belum Punya Branding

LPM Spirit - Mahasiswa
Senin, 21 Maret 2016
Foto ilustrasi

WKUTM- Adanya penurunan jumlah pendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2016 di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), menjadi salah satu indikator penurunan citra UTM di luar. Posisi UTM untuk dijadikan kampus pilihan utama oleh pelamar seleksi masuk  Perguruan Tinggi Negeri (PTN) semakin tergerus dengan adanya penambahan 36 PTN baru jika bagian Hubungan Masyarakat (Humas) tidak bekerja ekstra melakukan branding kampus yang lebih menarik.

Dewi Quraisyin dosen Prodi Ilmu Komunikasi pengajar Public Relations (PR) menuturkan bahwa branding merupakan unsur penentu pokok sebuah universitas atas presepsi dan minat masyarakat. Namun, UTM selama ini belum memiliki branding yang baik untuk menggait minat masyarakat. “UTM belum memiliki branding kampus, tidak ada hal yang unik atau berbeda dari UTM sampai saat ini, kalau techno-park saat ini yang digembar-gemborkan UTM itu harus mempunyai something different dan something unique yang khas,” jelasnya. 

Pernyataan serupa turut diungkapkan Siti Laila, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi asal Bojonegoro. Ia merasa bahwa UTM masih belum dapat membuat masyarakat kebanyakan tertarik. “Tidak menarik memang, dilihat dari video profilnya saja sudah tidak ada yang beda, apa yang menjadi daya tarik,” ujarnya. 

Sewaktu dimintai tanggapan  branding UTM di luar, mahasiswa Prodi Manajemen Rahayu mengatakan, kalau Humas perlu membuat strategi baru ketika promosi kepada siswa sekolah menengah. Karena sekarang tipikal siswa kurang tertarik dengan cara promosi konvensional. “Bagaimana mau tertarik, wong prestasi yang ditulis di brosur kurang diekspos tidak menantang gitu,” ujar mahasiswa semester 4 itu.

Penyelesaikan masalah penurunan jumlah pendaftar di UTM menurut Dewi Qurraisyn tidak bisa secara instan. Langkah yang perlu dilalukan dimulai dengan identifikasi masalah, kemudian melakukan pengamatan selera pasar saat ini, serta terjun ke masyarakat langsung demi kevalidan informasi. Sehingga Humas akan tahu penyebab sebenarnya yang tengah dimiliki oleh masyarakat kenapa enggan menjadikan UTM sebagai kampus pilihan utama. 

Sayangnya pihak Humas UTM sewaktu ditemui di ruang kerjanya untuk dimintai wawancara terkait upaya yang sudah ditempuh dalam membangun pencitraan kampus kepada dunia luar malah menolak tanpa memberi komentar apapun. Sampai berita ini diturunkan reporter Spirit-Mahasiswa masih belum tahu penyebab pasti penolakan tersebut. (AWW/ ISK)