Mahasiswa sedang melihat mading Raksasa di Gedung Cakra |
Berbagai kritik sempat mengalir deras dalam pembuatan mading raksasa ini, mulai dari kalangan mahasiswa hingga dosen. Seperti halnya Andre, salah satu tim pembuat mading yang mengeluhkan porsi waktu untuk mengerjakan mading tersebut. Akibatnya, waktu untuk mengerjakan tugas mata kuliah lainnya tergangu.
Senada dengan Andre, pada kolom keluh kesah banyak ditemukan ungkapan serupa. ”Walaupun kerja berat-berat tanpa konsumsi dan kerja dengan target yang ditentukan, sampai terkena palu. Pagi kerja sampai tengah malam, lebih parah dari tukang bangunan. Tetapi dari situ saya mengerti arti tanggung jawab dalam solidaritas.” tulis Novan Lesmana.
Drajat Wicaksono selaku inisiator sekaligus ketua pelaksana kegiatan mengungkapkan bahwa dirinya sangat memahami adanya keluhan dari mahasiswa. Karena nanti ketika memasuki dunia kerja keadaan serupa bahkan lebih berat. ”Saya sangat paham dengan keluh kesah mereka, karena selama ini mulai dari semester satu sampai lima mereka belum pernah mendapatkan tugas, tantangan, dan pressure seberat ini,” ujarnya
Dosen pengarjar mata kuliah Perencanaan Produksi Media Cetak itu berharap karya mading raksasa Ilmu Komunikasi tidak hanya menjadi kenangan semata tetapi bisa menjadi pelajaran berharga untuk semua pihak. Bahwa sebuah kreatifitas itu sebetulnya tidak punya batas, hanya imajinasilah yang membatasi setiap kreatifitas. Kedepan, Drajat akan melakukan peningkatan kualitas mading karena telah mendapat rekomendasi dari Pembantu Dekan 3 (PD 3) FISIB untuk dijadikan agenda tahunan.
Sementara itu, Sri Hidayati selaku PD 3 FISIB agak menyayangkan isi tulisan Mading karena bukan hasil murni dari karya sendiri. Meski tulisan mereka kurang bagus harusnya mereka percaya diri akan gagasannya sendiri. Saya selaku bidang tiga mengharap karya original dari mahasiswa apapun itu,” ungkapnya saat ditemui usai menghadiri peresmian mading raksasa Ilmu Komunikasi. (isk/Ris)