Tinggal Satu Bulan Konsep PKKMB UTM 2015 Belum Jelas

Tinggal Satu Bulan Konsep PKKMB UTM 2015 Belum Jelas

LPM Spirit - Mahasiswa
Minggu, 05 Juli 2015
Pembukaan Ormaba 2013 Universitas Trunojoyo Madura

Spirit Mahasiswa News – Jumat, (3/7/15) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengelar Audiensi di Ruang rapat Pembantu Rektor 3 (PR3) atas keputusan sepihak pembentukan panitia Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2015. BEM bersama sejumlah ketua UKM menolak keras surat keputusan Rektor mengenai konsep PKKMB yang memutuskan bahwa kepanitiaan diserahkan kepada dosen. 

Dalam audiensi, BEM bersama UKM-UTM mengajukan konsep PKKMB tandingan kepada Pembantu Rektor (PR) 3. Konsep PKKMB tandingan tersebut oleh BEM diklaim jauh lebih baik dari pada konsep yang dipakai panitia PKKMB hasil SK Rektor . Sebab konsep PKKMB versi pimpinan dianggap menabrak tradisi kepanitiaan Orientasi Mahasiswa Baru, ditambah belum adanya kejelasan penuh bagaimana nanti rentetan kegiatan dilapangan. Sedangkan waktu pelaksanaan PKKMB harus dimulai tanggal 17 Agustus 2015. Artinya, tenggang waktu pelaksaan kurang dari satu setengah bulan. Para anggota BEM beserta sejumlah ketua UKM meragukan tingkat keberhasilan acara, mengingat ada 3.380 Mahasiswa Baru yang harus dikondisikan bila ditangani secara langsung oleh dosen. 

Menurut Ulul Albab sekretariat jendral (Sekjen) BEM Kabinet Mahasiswa Bersatu (KMB) UTM, seandainya konsep PKKMB tidak dirubah, peran mahasiswa di struktur kepanitiaan PKKMB hanya diposisikan seperti babu. Hanya sebatas pelaksana segala perintah pimpinan. Membandingkan orientasi mahasiswa baru (ORMABA) tahun kemarin, Ulul mengkoreksi bahwa kegagalan ormaba tahun lalu bukan terletak pada kepanitiaan mahasiswa tapi pengawasan. ”Era kemarin gagal karena pimpinan kurang bersinergi dengan baik selain itu pada sistem pengawasan lemah”ungkapnya. Tolak Adi selaku Presma UTM 2015 menyatakan protes kepada PR 3 berkaitan dengan keminiman campur tangan BEM dalam kepanitiaan PKKMB. Selain itu konsep PKKMB yang akan dipakai panitia dianggap berpotensi mengurangi eksistensi UKM didepan mahasiswa baru yang berimbas pada proses kaderisasi.“Saya merasa tersisihkan dengan adanya SK baru. Dari saya pribadi mewakili BEM dan teman-teman UKM merasa keberatan,” ujarnya. 

Masih berdasarkan keterangan Presma, konsep kepanitiaan PKKMB ditengarai juga menyalahi aturan. Terutama adanya pengikutsertaan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sebagai bagian panitia PKKMB dinilai bertentangan dengan fungsi legislasi DPM. Meski audiensi ini merupakan rapat yang ketiga kalinya bagi PR 3 bersama Presma, Budi Moestiko mengaku tidak bisa memberikan keputusan apapun atas tuntutan BEM. PR 3 menyatakan dirinya sebatas mediator antara aspirasi mahasiswa kepada Rektor. Kepada peserta audiensi ia juga menjanjikan akan berusaha mensingkronkan antara konsep tandingan diajukan oleh BEM dengan konsep PKKMB telah ada. ”apa yang disampaikan tadi ini tinggal di maching-kan dengan yang sudah disampaikan di awal, dihadiri oleh Presma dan Ketua DPM, tuturnya” 

Ketika ditanya ditempat terpisah akan peluang kemungkinan untuk pengambilalihan kepanitiaan oleh mahasiswa, PR3 menjawab hampir tidak mungkin. Sebab saat ini Rektor ingin melakukan perubahan sistem ORMABA dan juga trauma apabila kepanitaan diserahkan kepada mahasiswa seperti kekacauan ORMABA tahuh kemarin. ”Kalau menurut arahan pak Rektor ingin merubah pola-pola yang dulu-dulu dan yang akan datang. Selama pak Syarif sebagai Rektor 4 tahun kedepan, akan menjadi pagu kedepan jangankan ingin merubah SK-nya Rektor itu tidak mungkin”, kelihnya. 

Menanggapi tidak adanya kesepakatan dalam audiesi, Fahri ketua umum UKM Tiga Serangkai menyayangkan hal tersebut. Meski senin (6/7/15) mendatang Rektor akan memberikan keputusanya secara resmi terkait masalah ini. Mahasiswa jurusan Agroekoteknologi itu memprediksi bahwa dengan kondisi seperti ini pelaksanaan PKKMB tidak akan sebagus teori-teori perencanaan yang dipaparkan baik itu dari sisi kepanitiaan dosen maupun BEM. ”Secara pribadi dalam waktu yang sesingkat in panitia butuh banyak koordinasi, jikalau diambil alih Presma tidak akan maksimal apalagi dosen”, tukasnya. (Isk/Npi)