Videologis Persepsi Vol-3 LPM Spirit-Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura.
Resensi Novel : Senja Di Jakarta Oleh : Iskak Hakiki, Anggota LPM Spirit-Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura.
Sinopsis
Raden
Kaslan yaitu seorang anggota dewan Partai Indonesia merencanakan untuk
mendirikan perusahaan-perusahaan fiktif yang bergerak dalam usaha
ekspor-impor barang-barang kebutuhan rakyat. Ia mencatumkan nama
istrinya yaitu Fatma karena ia juga ikut mendukung perusahaan fiktif
yang dilakukan oleh suaminya dan ia juga mencatumkan nama anak
tunggalnya yaitu Suryono Husni Lumbara serta beberapa rekan separtainya
untuk menjabat direktur pada perusahaan tersebut. Rencana itu terlintas
di benak Raden Kaslan ketika ia mendapat kepercayaan dari Husni Lumbara
untuk menangani penyediaan dana bagi partai Indonesia yang dipimpin oleh
Husni Lumbara.
Salah satu orang yang dipercaya menjabat direktur perusahaan fiktif
tersebut adalah anak tunggalnya yaitu Suryono yang menjadi pegawai
kementrian luar negeri. Selain itu ia juga berprofesi sebagai penghibur
wanita-wanita kesepian tingkat atas. Ia juga baru saja menyelesaikan
tugas dinasnya di luar negeri. Tetapi ia merasa tidak puas terhadap
fasilitas yang diperolehnya. Oleh karena itu, ketika ayahnya memaksanya
untuk keluar dari pekerjaannya dan mengajaknya untuk menjabat direktur
di beberapa perusahaan, ia langsung menyambutnya dengan senang hati.
Orang berikutnya yang juga menjabat direktur perusahaan fiktif tersebut
bernama Sugeng, seorang pegawai negeri yang selalu dituntut istrinya
untuk memenuhi kebutuhan materi yang melebihi kemampuannya hingga ia
langsung menerima tawaran tersebut. Berbeda halnya dengan seorang
pegawai negeri lainnya yang bernama Rusdi, lelaki itu tidak tergiur oleh
jabatan direktur perusahaan fiktif. Meskipun istrinya Dahlia, selalu
menuntut kebutuhan materi yang berlebihan, ia tetap menjadi pegawai
negeri. Akibatnya Dahlia lari ke pangkuan Suryono yang mampu memenuhi
semua kebutuhan materinya ketika suaminya tidak berada di rumah.
Perusahaan fiktif yang dijalankan Raden Kaslan berhasil meraih
keuntungan yang sangat besar sehingga membuat orang-orang terlibat di
dalamnya bisa menjalani hidup dengan bahagia dan serba kecukupan. Pak
Iji dan istrinya harus berjuang untuk menahan lapar dan menghidupi
dirinya dan keluarganya. Begitu juga dengan Neneng, seorang wanita yang
harus menjadi pelacur karena tak kuat menahan lapar. Mereka semua
hidupnya memprihatinkan, serba susah dan kekurangan. Semua itu terlepas
dari perhatian Raden Kaslan dan para direktur fiktif. Sungguh kehidupan
rakyat itu berlawanan dari kehidupan Raden Kaslan serta rekan-rekannya
yang hidupnya jauh lebih berkecukupan, makmur dan mapan. Sehingga mereka
bisa hidup bahagia.
Namun kesenangan Raden Kaslan dan rekan-rekannya tidak berlangsung
lama. Semua itu hanya terjadi tiba-tiba. Ketika koran-koran terbit di
Jakarta memuat berita tentang perseteruan antar partai, yang salah
satunya membicarakan masalah perusahaan fiktif itu. Raden Kaslan dan
beberapa rekannya ditangkap pihak keamanan, sedangkan Suryono dan Ratna
mencoba melarikan diri. Ketika mereka melarikan diri kendaraan yang
mereka tumpangi mengalami kecelakaan di puncak. Akhirnya Fatma menderita
luka-luka, sedangkan Suryono meninggal dunia setelah menjalani
perusahaan di rumah sakit Bogor.