Spirit Mahasiswa News - DPM bersama beberapa perwakilan keorganisasian mahasiwa melakukan studi banding Selasa, (18/11/14) ke-UNES (Universitas Negeri Semarang). Studi banding akan berlangsung selama 3 hari, termasuk seluruh waktu tempuh perjalanan. Dalam studi banding ini, pihak kampus menganggarkan dana sekitar RP 30.000.000,00. Sedangkan yang RP 8.850.000,00 dibagikan secara cuma-cuma kepada seluruh peserta sebagai uang-jajan atau akomodasi.
Jumlah
mereka adalah 59 mahasiswa. Berangkat dari kampus selasa malam, pukul 20:25 WIB. Peserta
terdiri dari anggota DPM, BEM, UKM, MKM, seluruh Gubernur Mahasiswa, dan 3 Perwakilan
Mahasiswa Bidikmisi
dari setiap Fakultas di UTM. Menurut Rencana, tertera di randown
kegiatan BERKOP “Biro Perjalanan Wisata Pratama Jaya Tour & Transport”, peserta melakukan
studi banding di UNES berdurasi 2
setengah-jam. Sedangkan sisa
waktu 7 jam dipergunakan untuk istirahat, jalan-jalan ke objek wisata Lawang
Sewu, dan berbelanja oleh-oleh khas Semarang.
Agung
Kurniawan Subag Kemahasiswaan menuturkan,
kalau kegiatan Studi banding ini merupakan peralihan program dari universitas
yang semula diperuntukkan bagi mahasiswa Bidikmisi. Karena ada banyak
kepentingan harus dialihkan menjadi studi banding bersama.
Berdasarkan
penuturan ketua DPM Mizdar Mahfudz
selaku penanggungjawab studi banding, kegiatan ini memiliki beberapa tujuan.
Sebagai pemererat tali silaturahmi dengan UNES, bentuk kunjungan balik mahasiwa
UTM, menjadi bagian delegasi belajar di UNES, serta mempererat hubungan antara
kedua Universitas. Mahfudz juga berharap kepada seluruh peserta agar bisa
mengambil hikmah atas berbagai kelebihan di UNES. Sebab kata dia UNES dianggap
cukup bagus Universitasnya,
mengingat sudah berdiri lama dibanding Universitas Trunojoyo Madura.
Agung
mengatakan kepada Reporter Spirit-Mahasiswa, dengan studi banding
ke-UNES ini bisa melakukan
banyak perubahan. Bagi mahasiswa Bisikmisi contohnya, diharapkan akan lebih
bisa mengerti bagaimana pembangunan karakter. Sedang untuk kegiatan keorganisasian mahasiswa
seperti penyusunan SOP (Standart Operasional Procedure) sampai saat ini dinilai
kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat ketika mahasiswa akan melakukan kegiatan
selalu tumpang tindih, terlalu tergesa-gesa serta kejesan peraturan juga belum
ada.
Senada
dengan keterangan Agung mengenai carut-marut
berbagai peraturan,
ketua DPM menyoroti sistem Muswa. DPM akan belajar dari DPM UNES bagaimana
mengadakan Muswa dan Kongres Mahasiswa yang baik. “Selama ini Kongres dan Muswa
di UTM masih banyak kekurangan salahsatunya di AD/ART, ungkapnya”
Bagaimapun
kedepannya hasil studi banding ini bisa dilihat atau tidak, tergantung audit
dilakukan Pembantu Rektor III,
Syarif. Namum hal itu kembali menjadi
pertanyaan, ketika menimbang 21 hari lagi akan dillantik menjadi Rektor. (KAK/NPI)